Ternyata Perayaan Tahun Baru Sudah Dilakukan Sejak 4 Milenium Lalu, Begini Sejarahnya

Sabtu 31 Des 2022, 19:50 WIB
Ilustrasi perayaan tahun baru (Foto: Pexels/Alexander Mayak)

Ilustrasi perayaan tahun baru (Foto: Pexels/Alexander Mayak)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peradaban di seluruh dunia merayakan tahun baru mulai dari hari terakhir dalam kalender Gregorian (31 Desember), dan berlanjut hingga dini hari tanggal 1 Januari.

Tradisi perayaan tahun baru umumnya dilakukan dengan pesta, makan makanan spesial, membuat resolusi untuk tahun baru, hingga menonton pertunjukan kembang api.

Tahukah kamu bahwa ternyata perayaan tahun baru sudah dilakukan sejak 4 milenium (4.000 tahun) yang lalu? Ini bahkan jauh sebelum kalender yang kita ketahui sekarang tercipta. Berikut ini sejarah perayaan tahun baru.

Sejarah Perayaan Tahun Baru Kuno

Menurut History.com, perayaan tahun baru yang paling awal tercatat sekitar 4.000 tahun lalu di Babilonia kuno. Bagi orang Babilonia, bulan baru pertama setelah vernal equinox (hari di akhir Maret dengan jumlah sinar matahari dan kegelapan sama) menandakan dimulainya tahun baru.

Babilonia kuno mengadakan perayaan tahun baru dengan  festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu (berasal dari kata Sumeria untuk jelai, yang dipotong pada musim semi) yang melibatkan ritual berbeda pada masing-masing 11 hari. 

 

Selain tahun baru, Atiku merayakan kemenangan mitos dewa langit Babilonia Marduk atas dewi laut jahat Tiamat. Hari ini juga melayani tujuan politik yang penting. Pada saat inilah raja baru dimahkotai atau mandat ilahi penguasa saat itu diperbarui secara simbolis.

Selain itu dalam sejarah perayaan tahun baru zaman kuno, peradaban di seluruh dunia mengembangkan kalender masing-masing yang semakin canggih. Biasanya mereka menyematkan hari pertama tahun baru ke acara pertanian penting atau fenomena astronomi.

Misalnya di Mesir kuno, tahun dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil, yang bertepatan dengan terbitnya bintang Sirius. Sementara itu di Tiongkok, hari pertama Tahun Baru Imlek terjadi dengan bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin.

 

1 Januari Menjadi Hari Tahun Baru

Kalender Gregorian yang dipakai saat ini adalah perkembangan dari kalender Julian yang dibuat oleh Julius Caesar pada zaman Romawi

Sebelumnya, kalender Romawi awal terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, dengan setiap tahun baru dimulai pada vernal equinox. Menurut tradisi kalender itu diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma, pada abad kedelapan SM. Seorang raja kemudian, Numa Pompilius, dikreditkan dengan menambahkan bulan Januarius dan Februarius. 

Namun selama berabad-abad, kalender tersebut tidak sinkron dengan matahari, dan pada tahun 46 SM, kaisar Julius Caesar memutuskan untuk memecahkan masalah tersebut dengan berkonsultasi dengan para astronom dan matematikawan paling terkemuka pada masanya. 

Dia memperkenalkan kalender Julian, yang sangat mirip dengan kalender Gregorian yang lebih modern yang digunakan sebagian besar negara di dunia saat ini.

 

Sebagai bagian dari reformasinya, Caesar menyematkan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru. Penamaan untuk menghormati nama bulan itu diambil dari Janus, dewa permulaan Romawi, yang dua wajahnya memungkinkan dia untuk melihat ke belakang ke masa lalu dan maju ke masa depan. 

Orang Romawi merayakan tahun baru dengan mempersembahkan korban kepada Janus, bertukar hadiah satu sama lain, mendekorasi rumah mereka dengan cabang pohon salam dan menghadiri pesta parau. 

Sementara di Eropa abad pertengahan, para pemimpin Kristen untuk sementara mengganti 1 Januari sebagai awal tahun dengan hari-hari yang lebih bermakna religius, seperti 25 Desember (peringatan kelahiran Yesus) dan 25 Maret (Pesta Kabar Sukacita).

Paus Gregorius XIII menetapkan kembali 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru pada tahun 1582. Pada tahun ini, ia juga mereformasi kalender Julian menjadi kalender Gregorian. Kalender inilah yang dipakai hingga saat ini. (*)

News Update