Siklus Banjir 5 Tahunan

Kamis 29 Des 2022, 07:25 WIB
ilustrasi cuaca ekstrim. (ist)

ilustrasi cuaca ekstrim. (ist)

Oleh: Kang Tatang, Wartawan Poskota

TIDAK jelas siapa yang memunculkan siklus banjir lima tahunan. Tetapi faktanya setiap 5 tahun terjadi banjir besar. Sebagai contoh  tahun 1998 kemudian terulang lagi pada tahun 2002, 2007, 2012 dan tahun 2017. Banyak warga Jakarta yang percaya, banjir besar yang melanda Ibu Kota terjadi dalam siklus lima tahun sekali.

Jika dihitung dari tahun 2017, maka pada tahun 2023 masuk ke siklus lima tahunan. Oleh karena itu, ketika langit Jakarta mendung, apalagi mulai turun hujan, ditambah lagi dengan ramalan cuaca dari BMKG yang menyebutkan bakal terjadi hujan besar yang berpotensi banjir, wajar kalau warga Jakarta was-was. Bayangan bakal terjadi banjir besar yang menyebabkan rumah-rumah warga tak bisa dihuni, sejumlah jalan protokol seperti Jalan Sudirman, Bunderan Hotel Indonesia, Thamrin dan hampir sejumlah ruas jalan Ibu Kota tergenang air. Tak hanya itu, kantor-kantor pemerintahan seperti istana negara dan Balai Kota tempat Gubernur DKI Jakarta, tak luput dari rendaman air.

Beberapa hari lagi tahun 2022 akan berakhir. Tahun 2023 adalah tahun yang dikhawatirkan banyak pihak. Jika melihat tanda-tandanya maka bulan Januari-Februari, seperti terjadi 5 tahun lalu, dikhawatirkan bakal terulang. Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang terjadi di kawasan Jabodetabek, memungkinkan menjadi tanda bakal terjadi banjir besar.

Terjadinya rob di mana air laut menerobos ke daratan, sementara dari kawasan Bogor air mengalir ke Jakarta, maka tidak heran kalau ini terjadi, Jakarta akan dikepung kiriman air dari dua arah, laut dan kawasan Puncak. Jika ini sudah terjadi, dipastikan Jakarta akan kembali mengulang peristiwa lima tahun lalu.

Jika ini sudah terjadi, maka yang namanya drainase atau sumur resapan menjadi tak berfungsi. Beberapa waduk yang ada di Jakarta juga mengalami hal yang sama yakni tidak berfungsi.

Menyimak dari catatan sejarah, banjir Jakarta rupanya sudah terjadi sejak abad ke-16. Sejak tahun 1621 Jakarta sudah dilanda banjir besar, kemudian disusul tahun 1654, 1873 dan tahun 1918 pada zaman kolonial. Pada periode akhir, banjir besar sempat terjadi pada tahun 1979, 1996, 2002, 2007 dan belum lama ini akhir tahun 2012 atau awal 2013.

Apakah bulan Januari atau Februari, Jakarta akan dilanda banjir besar sebagai siklus 5 tahunan? Untuk mengantisipasi itu, Pemprov DKI menyiagakan pompa melakukan pengerukan kali dsb. Tetapi sadar atau tidak, ada 13 sungai di Jakarta yang harus dikeruk. Dari ke 13 sungai itu baru Ciliwung yang sekarang sedang dikeruk.

Jadi, jika terjadi banjir besar di Januari - Februari nanti, maka harus dimaklumi karena masih ada 12 sungai yang belum dikeruk. Ke 12 sungai itu adalah Kali Pesanggarahan, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Krukut, Kali Cakung, Kali Grogol, Kali Mookevart, Kali Cipinang, Kali Baru Timur, Kali Jati Kramat, Kali Angke, Kali Baru Barat.

Lalu, kalau terjadi banjir rob yang lebih parah, kita harus dimaklumi lantaran antara laut dengan daratan sama rata, bahkan di beberapa lokasi daratan berada di bawah permukaan laut. Meski ada tanggul, tetapi hanya setengah atau satu meter.

Idealnya, Jakarta harus belajar ke Jepang. Saat tsunami melanda Jepang, pemerintahnya langsung membuat tanggul yang tingginya 5 meter. Dengan tanggul setinggi itu, rob tidak bisa masuk ke daratan. Jika pantai Jakarta juga dibuat sama, maka Jakarta akan aman dari banjir rob.
 

News Update