"Ini kan menurut keterangan orangtuanya dia keluar rumah, malam-malam main ke rumah temennya, ternyata sampe pagi dia ditemukan lemas di semak-semak," tuturnya.
Selain mengharapkan kasus tersebut terungkap, Waspada pun mengajak orangtua untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang menginjak remaja, karena dalam bahasa psikologi ini sudah masuk remaja tingkat madya.
"Dia sedang jati diri, mencari kawan dan lain sebagainya, dan hari ini kalo berkawan lewat medsos kan perlu diwaspadai, kadang-kadang komunikasi lewat medsos ngajak bertemu di jalan dan kita tak tau persis siapa temennya di dunia maya itu," tuturnya.
Untuk kita, KPAD menghimbau orangtua untuk mengawasi penggunan gadget bagi putra-putrinya, dengan siapa dia berteman.
"Misalkan ada indikasi berteman dengan orang-orang yang tidak diketahui, lebih baik orangtua langsung melarangnya. Karena hari ini medsos dampaknya luar biasa terhadap anak, dengan medsos ini kadang-kadang anak-anak tidak terpantau pergaulannya, termasuk ya seperti tadi, di facebook, di WhatsApp yang kemudian ngajak pertemuan darat, karena anak-anak kadang percaya saja dengan siapa yang diajak bicara, karena anak tidak tahu yang diajak bicara itu orang baik-baik atau sebaliknya," urainya.
Oleh karena itu, selain mengawasi anaknya secara fisik, secara online pun juga perlu dilakukan orangtua.
"Bukan membatasi pergaulan dan hak bermainnya, akan tetapi dalam konteks memastikan bahwa anaknya bermain dengan kawan-kawan sebaya yang baik-baik saja, jangan sampai kemudian anak-anak terjebak bermain dengan orang-orang yang tidak diketahui ternyat disebrang sana yang diajak bicara adalah orang biasa. Apalagi kalo kemudian kita tidak tahu identitas dan sebagainya," kata Waspada.
Maka dari itu, KPAD menghimbau kepada orangtua untuk menghimbau kepada putra-putrinya. (Panca)