Ternyata, cekcok rumah tangga antara pelaku dan korban memang kerap terjadi. Kejadian penyiraman air keras hingga meregang nyawa itu pun menggegerkan warga.
Warga lain, Sumiyati mengatakan, sebelum kejadian penyiraman, dirinya sempat mendengar ada cekcok yang bersumber dari dalam rumah pasangan suami istri itu.
Diketahui, pasangan suami istri tersebut baru saja mengontrak di sana sejak tiga bulan lalu.
Selama mengontrak, tak banyak interaksi yang dilakukan baik pelaku dan korban kepada tetangga.
"Saya denger cekcok gitu memang, kaya suara orang tarik-tarikkan pintu. Saya diemin karena namanya rumah tangga ya, mungkin lagi berantem," jelasnya.
Pada siang harinya, barulah kejadian penyiraman air keras itu terjadi. Usai menyiram air keras ke anak dan istri, kata Sumiyati, pelaku langsung kabur dengan menaiki ojek online (ojol).
"Suaminya langsung kabur, dia udah pesen ojek online. Warga sempat ngejar tapi gak kekejar, gak tau tuh mungkin udah jauh," ungkapnya.
Sumiyati menjelaskan bahwa pelaku berprofesi sebagai tukang urut panggilan. Sementara istrinya hanya ibu rumah tangga yang sehari-hari di rumah mengurus anak.
Ada tiga orang anak, yakni KM usia 1 tahun 8 bulan meninggal dunia, kemudian satu anaknya berusia 4 tahun selamat dalam insiden itu, dan satu anaknya lagi diketahui berada di pesantren.
Ketiga anak itu bukan anak hasil hubungan antara korban dan pelaku. Ketiga anak tersebut merupakan hasil hubungan korban dengan mantan suaminya.
Pantauan Poskota di lokasi, bendera kuning sudah terpampang di depan gang rumah kontrakan. Bangku sudah disiapkan bagi tamu yang akan datang.
Sementara itu, rumah kontrakan korban dan pelaku telah dipasang garis polisi. Rumah kontrakan nampak berada di pojok gang diantara permukiman warga.