Anak-anak penghafal Al Quran juga diberikan pendidikan gratis di sekolah yang ada di dekat rumah Khoirudin.
“Saya sudah membangun rumah atau pesantren Qur'an gratis diberikan kepada warga yang bersedia untuk menghafalkan Quran. Semua biaya sekolah kami tanggung, hanya untuk laki-laki tamatan SMA ini sebagai wujud kepedulian kami kepada warga muslim yang ingin mendapat pendidikan sekaligus menghafalkan Qur'an,” jelasnya.
Di balik kesederhanaannya itu, rupanya ada beberapa pihak yang menawarkan bantuan kepada Khoirudin berbentuk duit tunai untuk merenovasi rumah.
Bahkan Khoirudin sempat ditawari rumah baru, namun hal itu ditolaknya karena tidak seperti dengan pola hidupnya selama ini yang cenderung sederhana.
Untuk mobil dinasnya saja masih menggunakan pelat nomor berwarna merah. Dia enggan mengganti pelat mobil dinasnya Toyota Camry karena merasa itu adalah aset negara.
“Kalau pejabat yang menawarkan membangun rumah sudah ada beberapa, namun saya rasanya lebih nyaman dan tidak berkeinginan untuk punya rumah mewah,” ungkapnya.
“Sebetulnya yang datang ke ruangan kerja untuk menawarkan kunci (rumah) juga ada, tapi saya tidak berkenan karena nggak nyaman,” lanjut pria yang baru pertama kali menjadi Legislator DKI untuk periode 2019-2024 ini.
Khoirudin menyadari hidup di dunia fana ini hanya sementara. Karena itu, dia lebih fokus menyiapkan bekal untuk di akhirat nanti dengan membangun sekolah gratis bagi penghafal Al-Quran.
“Hidup di dunia hanya sementara, paling 60-70 tahun, setelah itu ke mana lagi dan paling semua harta jadi rebutan anak-anak. Jadi, tidak berniat membangun rumah, sehingga lebih kepada karya-karya yang bermanfaat buat masyarakat,” jelasnya.
Dia mengenang, kediamannya dibangun dengan jangka yang cukup panjang. Awalnya rumah Khoirudin tidak berpagar, dan lantainya belum dikeramik.
Masa sulit itu Khoirudin jalani ketika dia masih berprofesi sebagai guru dan dosen.
Dia lalu menabung selama dua tahun, hingga rumahnya dipasangi pagar dan lantainya dikeramik.