Keluarga Mayat dalam Karung di Bogor, Tanyakan Barang Pribadi Korban yang belum Ditemukan

Minggu 18 Des 2022, 16:08 WIB
Effendi kakak korban lulu .(angga)

Effendi kakak korban lulu .(angga)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Harta benda Lulu Handayani alias LH (41), yang jenasahnya diketemukan dalam karung pinggir kali Cileungsi Jembatan Wika  kp Kedep RT 02/18, Ds Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jumat (16/12/2022) siang, belum ditemukan

Harta benda korban yang hilang adalah motor, hp, dan tas , yang diduga diambil pembunuhnya,

Hal tersebut dikatakan kakak pertama korban, Effendi (46), bahwa kendaraan motor yang biasa digunakan adiknya tersebut termasuk barang bawaan milik korban belum diketahui keberadaannya.

"Polisi masih belum berhasil menemukan motor, hp, dan tas slempang warna biru berisi dokumen surat-surat motor korban," ucap Effendi kepada Poskota di rumah duka Jalan Tambarehe RT 02/06, Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Minggu (18/12/2022) sore.

Korban anak keempat dari lima bersaudara ini sehari-hari bekerja sebagai ojek online di Shoppe Food.

"Kerja berawal dari dibuka shoppe ada beberapa tahun ini buat menyambung hidup membiayai keempat anaknya masih ada yang sekolah di bangku SMP, SD, dan paling kecil mau masuk TK," paparnya.

Untuk dugaan penyebab kematian adiknya, lanjut Effendi sampai sekarang polisu masih belum mengetahui motif.

"Belum terungkap pelaku termasuk motif pelaku membunuh korban. Semua masih dalam proses penyelidikan polisi Polres Bogor," paparnya.

Selain itu barang pribadi milik korban yang hilang belum ketemu sampai saat ini adalah Motor Honda Beat warna putih tahun 2014 B 3608  EWF, Hp merek Vivo,  dan tas slempang biru.

"Jenasah dari pihak kepolisian sudah dilakukan otopsi untuk hasil pihak keluarga belum dikasih tahu. Sedangkan barang pribadi milik korban juga hilang," tambahnya.

Terpisah Ketua RT 02 RW 06 Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilodong Kota Depok, Sanin Sanjaya mengungkapkan selama ini korban Lulu kerap meminta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk meminta bantuan bagi  anak-anaknya untuk sekolah.

"Meski suaminya korban juga bekerja ojol tapi  tidak menutup pengeluaran kebutuhan  hidup sehari-hari termasuk ketiga anaknya sekolah di madrasah sehingga masih membutuhkan biaya cukup besar. Apalagi pandapatan dari ojol kadang tidak nutup buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," paparnya.

Anak laki-laki pertama korban usia 19 tahun jika sudah lulus SMA  diharapkan bisa membantu  membiaya sekolah adik-adiknya, tapi  sampai sekarang belum bisa menebus ijasahnya.

"Anak laki pertama korban ijasah sampai sekarang masih belum boleh dikeluarkan karena masalah pembiayaan sekolah anaknya tersebut. Sehingga untuk dapat menutupi kebutuhan keluarga korban ikutan narik ojol sama seperti suaminya," tutupnya. (Angga)

Berita Terkait

News Update