Dan ternyata sejak saat itu, Maroko lebih dominan menguasai permainan. Pun pula dalam babak pertama, Maroko dominan, bahkan leluasa menguasai hampir separo permainan.
Tahu timnya ditekan, Deschamps ambil counter strategi. Dengan beraninya dia menarik pemain sangat berpengalaman dan jadi target untuk pencetak gol, yakni oliver Giroud. Dia ditarik pada menit 66 digantikan pemain muda Marcus Thuram (anak mantan pemain timnas Prancis Lilian Thuram).
Hasilnya, Marcus Thuram mampu menguasai sisi lapangan, sektor sayap secara terus menerus. Dia di kiri, Mbappe di kanan, kadang menyusup ke tengah,.
Deschamps juga melakukan pergantian lain, yakni Dembele digantikan Kolo Muani, pada menit 79. Pemain tak begitu dikenal ini berandil besar.
Sementara pelatih Maroko Walid Regragui juga melakukan pergantian, namun tampaknya malah kurang eektif, terutama digantikannya En-Nesyri oleh Hamdallah, pada menit 66, dan Boufal oleh Aboukhlal pada menit 67.

Lionel Scaloni, pelatih Timnas Argentina. (Foto: Fifacom)
Peran En-Nesyri dan Boufal yagn kuat di tengah dan depan, sejak pergantian menjadi berkurang tekanannya ke Prancis. Ini membuat lawan lebih ringan mengahapi tekanan.
Sebaliknya, dengan counter strategi dari Deschamps ini Prancis kemudian lebih dominan menguasai permainan. Dan hasilnya ada. Mbappe mampu merobek barisan pertahanan Maroko, dan dengan jeli mengumpan kepada Muani yang bebas. Pemain ini dengan mudah meneruskan ke gawang Yassine Bounou, posisi menjadi 2-0.
Berat sudah maroko untuk mengejar skor ini. Dan itu bertahan sampai waktu habis.
Lawan Argentina
Deschamps adalah pelatih sangat berpengalaman. Pertahanan yang sangat ketat dia terapkan manakala Prancis tertekan, seperti babak kedua saat melawan Maroko. Hampir saja terjadi gol, beruntung ada Kounde menyapu bola yang mengalir ke gawang Hugo Lloris.
Pertahanan rapat dan ketat dari barisan belakang Prancis yang diawaki Varane, , kounde, Konate, Hernandez, dan, Tchouameni, benar-benar sulit ditembus.