TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Rumah Tahan (Rutan) Kelas I Tangerang, Mizan Muhami tenryata hadapi tantangan baru dalam jabatannya saat ini. Pasalnya, selama bekerja di bawah naungan Kementerian Hukum dan HAM, ia belum pernah ditempatkan pada bagian pengamanan.
Namun pria kelahiran Banyumas, 19 Juli 1991 tersebut tidak pernah mengeluh dan menyerah akan tantangan baru yang ada di hidupnya termasuk pada jabatan barunya saat ini sebagai KPR Rutan Kelas I Tangerang.
"Alhamdulillah saya di berikan kepercayaan untuk menjabat sebagai Kepala Pengamanan Rutan Kelas I Tangerang ini. Memang berbeda dengan dengan jabatan saya sebelumnya di Lapas Kelas I Cipinang. Ya tapi saya harus berusaha menjadi yang terbaik dan tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan ini," katanya Jumat, (16/12).
Ia bercerita, di Lapas Kelas I Cipinang, dirinya menjabat sebagai Kasi Pengelolaan Hasil Kerja Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Yang mana, dirinya bertugas untuk memasarkan hasil karyabtersebut kepada masyarakat.
"Disana tuh job desk saya lebih kepada pembinaan warga binaan agar dapat menghasilkan sebuah keterampilan, baik itu kerajinan tangan, bertani, beternak ikan dan lainnya. Selain itu, saya juga memasarkan hasil kayra warga binaan tersebut kepada masyarakat luar," ungkapnya.
Pembinaan tersebut, lanjut ayah dua orang anak ini, dilakukan untuk melatih keterampilan warga binaan agar nanti pada saat bebas dari hukuman penjara bisa bekerja atau membuat usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kalau pelatihan tersebut kan dilakukan untuk mempersiapkan mereka (WBP) agar pada saat kembali kemasyarakatan, mereka bisa bekerja dan tidak mengulangi kesalahan yang sama," ungkapnya.
Sementara, pada jabatannya sekarang sebagai Kepala Pengamanan Rutan (KPR), ia harus lebih banyak meluangkan waktu di kantor untuk standby menjaga kondusifitas rutan.
"Ya kalau dijabatan sekarang harus lebih siaga di komando, harus bisa menjaga kondusifitas rutan dengan jumlah warga binaan seribu lebih," ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Menurut pria 31 tahun tersebut, menjaga warga binaan yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan petugas tidaklah mudah. Untuk itu, ia bersama tim mempersiapkan beberapa skema oengamanan seperti rutin mengadakan sidak ke dalam sel.
"Untuk sidak kami lakukam rutin setiap minggunya. Sidak itu mengurangi resiko adanya gangguan keamanan yang bisa saja terjadi di rutan kapan saja," ujarnya.