AGAK aneh pemikiran Trasman, 31, guru SD di Tegal ini. Pengantin baru malah bersepakat tak hamil dulu, alias tunda kehamilan dulu. Celakanya sang istri, Suprih, 28, dapat “investor” asing dari tetangga sendiri, Marjo, 32, seorang pengusaha yang apapun diusahain. Tak terima bini “disetrom” tetangga sampai hamil 4 bulan, Pak Guru ini mengadu ke Polres Tegal.
Biasanya, pengantin baru berkeinginan segera punya momongan, makanya sering “lembur” siang malam. Tapi karena alasan tertentu, ada saja suami istri yang masih baru membentuk rumahtangga, mencoba menunda kehamilan dengan berbagai cara. Ada yang minum pil KB, pakai system kalender maupun main “setengah kopling” ibarat orang nyetir mobil. Maunya, malam hari tetap anget, tapi bini tak perlu hamil.
Nah, Trasman dari Kecamatan Talang Tegal (Jateng) termasuk pengantin baru yang aneh itu. Sudah punya penghasilan tetap sebagai guru, tapi bini tak boleh hamil dulu. Apa dia termasuk guru K-2 yang tak kunjung diangkat? Dilihat dari usianya, sepertinya bukan itu. Yang jelas, Suprih istrinya hanya dijadikan medan pelampiasan syahwat belaka. Enaknya dapet, anaknya nanti dulu!
Seorang pengusaha muda, Marjo, sebagai tetangga dekat rupanya mendengar politik tunda kehamilan itu. Diam-diam dia mendekati Suprih, dan siap membeli layanan los setrom. Ternyata bini Trasman ini tak keberatan, sehingga ketika suami mengajar di kelas, di rumah istrinya “dihajar” lewat pembelajaran tatap muka. Tahu-tahu Suprih pun hamil 4 bulan, hobinya makan yang asem-asem, tapi bukan cuka.
Pak Guru Trasman kaget, kok bisa hamil? Padahal selama ini hanya main setengah kopling saja. Mengakulah kemudian bahwa Suprih dapat “investor” asing tetangga sendiri, pengusaha muda Marjo. Tentu saja Trasman tidak terima, sehingga pengusaha celamitan itu dilaporkan ke Polsek Talang. Dalam pemeriksaan Marjo mengaku sekedar memberi layanan “los setrom” belaka.
Memangnya pasang 900 Wat anjlog melulu? (GTS)