Soal Kasus Kabareskrim-Ismail Bolong, Jokowi Didorong Berantas Mafia Tambang di Indonesia

Kamis, 8 Desember 2022 19:30 WIB

Share
Presiden Joko Widodo meninjau pengolahan bijih nikel (nickel ore) di Pabrik Smelter PT GNI di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Senin, 27 Desember 2021. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).
Presiden Joko Widodo meninjau pengolahan bijih nikel (nickel ore) di Pabrik Smelter PT GNI di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Senin, 27 Desember 2021. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan kunci pemberantasan mafia tambang di Indonesia bergantung pada komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Ia mengatakan kasus Ismail Bolong soal tambang batu bara ilegal yang diduga dibekingi Kabareskrim Agus Andrianto merupakan pintu masuk untuk menelusuri lebih jauh siapa saja elite yang bermain. Tetapi

"Kasus Ismail Bolong barangkali sebagai pintu masuk pada KPK untuk mengusutnya. Tetapi, saya kira ini tidak akan jalan, apakah itu KPK, apakah Mahfud MD akan melanjutkan, tanpa ada endorse dari presiden," kata Fahmy saat dihubungi wartawan, dikutip Kamis (8/12/2022).

Fahmy menyitir pernyataan Wali Kota Solo sekaligus anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang mengaku ngeri mengetahui pihak-pihak di belakang pelaku pertambangan ilegal. Ia menilai kekhawatiran Gibran itu sangat beralasan karena realitanya ada pihak kuat yang melindungi dan ikut menikmati hasil praktik lancung tersebut.

 

 

Fahmy menyebut pihak yang melindungi aktivitas tambang ilegal di Indonesia dengan istilah 'langit ke tujuh'. 

"Gibran mengatakan ngeri melihat beking tambang di Indonesia. Maka saya kaitkan, itulah kekuatan langit ketujuh yang memback-up tadi. Nah siapakah mereka? Siapa yang menikmati aliran dana tadi? Ini tugas KPK untuk mengusut secara tuntas. Yang salah siapa harus ditindak sesuai hukum," tegas Fahmy. 

Ibarat kasus Ferdy Sambo yang secara beruntun menguak siapa saja pihak yang terlibat, kata Fahmy, kasus Ismail Bolong juga harus menjadi momentum untuk membongkar siapa saja elite yang terlibat. Ia berharap dugaan keterlibatan elite tak berhenti pada sosok Agus Andrianto.

"Ini butuh komitmen yang kuat dari Jokowi untuk mengatasi masalah tambang ilegal karena kerugian negara ini besar sekali. Semestinya itukan untuk kemakmuran rakyat tapi hanya dinikmati oleh segelintir orang, termasuk beberapa oknum yang disebutkan oleh Ismail Bolong," kata mantan Anggota Tim Anti Mafia Migas ini.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar