ADVERTISEMENT

Warga Jakarta Siap Diguncang?

Selasa, 29 November 2022 06:00 WIB

Share
Kota Jakarta, padat bangunan dan gedung tinggi. (Foto: ahmad tri hawaari/poskota)
Kota Jakarta, padat bangunan dan gedung tinggi. (Foto: ahmad tri hawaari/poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Ilham Syaputra Tanjung, Wartawan Poskota

PERHATIAN kita hingga kini masih tertuju ke Cianjur, Jawa Barat pasca diguncang gempa tektonik bermagnitudo 5,6, pada Senin (21/11/2022). Duka dan simpati pada korban disana terus mengalir.

Bagi Indonesia yang berada di cincin api, gempa adalah bagian dari kehidupan. Sebab sejumlah sasar aktif mengepung banyak tempat. Tidak terkecuali sasar Cimandiri yang di sebut Badan Metriologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai penyebab gempa di Cianjur.

Perlu diketahui disekitar sesar Cimandiri ada sesar Lembang dan sesar Baribis yang berpotensi gempa. Sesar Baribis dalam penelitian ilmiah disebut menyimpan potensi gempa yang berdampak bagi Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.

Bahkan yang lebih dahsyat dalam penelitian baru di Selatan Jawa dan Sumatera juga beresiko gempa besar bermagnitudo 7 hingga 8,9 yang menyebabkan tsunami setinggi 34 meter. Lebih besar dari tsunami di Aceh.

Peringatan ancaman gempa ini perlu segera disiasati oleh pemerintah untuk lebih mensosialisasikan penyelamatan diri pada saat terjadi gempa. Pasalnya, banyak masyarakat masih sepele dengan Standart Operasional Prosedur (SOP) saat terjadi gempa.

BMKG sebagai motor penggerak harus lebih gencar menanamkan SOP gempa sejak dini kepada pelajar sekolah, dengan memberikan materi-materi terkait penanganan gempa bumi.

Materi ini terdiri atas evakuasi mandiri hingga pertolongan pertama bagi korban bencana dengan target peserta dari berbagai kalangan. Hal tersebut sangat penting sekali terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta yang memiliki gedung bertingkat.

Karena kita tidak tahu kapan gempa akan terjadi. Akan tetapi peringatan sejak dini BMKG bisa menjadi landasan masyarakat untuk selalu waspada. Karena gempa tidak hanya merusak bangunan dan tanah longsor, namun kerap memakan banyak korban jiwa.

Pertanyaannya, siapkah warga Jakarta jika diguncang gempa dahsyat yang disebut peneliti? Jika merujuk pada sosialisasi gempa yang diterapkan pemerintah ditengah masyarakat masih jauh dari kata maksimal.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT