ADVERTISEMENT

Pejabat Kok Ngajak Tempur ?

Selasa, 29 November 2022 08:01 WIB

Share
Ilustrasi pejabat profesional.
Ilustrasi pejabat profesional.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

 INI repotnya kalau pejabat negara ternyata berfungsi juga sebagai relawan. Di satu sisi, ia bertugas sebagai pejabat yang melindungi pekerja migran.

Namun di hadapan presiden pejabat inisial BR ini malah bertindak sebagai relawan yang disebut netizen sebagai provokator. Pejabat ini malah ngajak termpur di lapangan. 

“Kok bisa-bisanya pejabat negara malah mengeluarkan pernyataan bernada provokasi di hadapan Presiden yang terhormat. Malah dia sempat bilang siap tempur di lapangan terhadap anak bangsa yang lainnya,” kata Gunawan, pekerja IT kepada rekannya Maruf di sela-sela ngopi siang, Senin (28/11).

Menurut Gunawan, apa yang dilakukan BR ini tidak layak dilakukan sebagai pejabat negara. Apalagi di tengah rekan-rekannya saat bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia. Bahkan, akibat celetukannya itu dirinya menjadi trending tropik twitter hingga Senin malam.

“Provaktor, gak pantes jadi pejabat. Di tengah kondisi bangsa yang masih belum membaik akibat krisis ekonomi harusnya pejabat itu bertugas menenangkan. Bagaimana kita cepat keluar dari krisis, mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja. Bukan malah memprovokasi. Kan jadi bikin rakyat terpecah belah karena beda pandangan,” kata Gunawan.

Maruf yang juga selalu memantau keadaan melalui medsos juga mendukung apa yang disampaikan sahabatnya itu. Dia pun meminta Presiden Jokowi untuk memecat pejabat yang omongannya justru bikin resah masyarakat Indonesia.

Bahkan Maruf menyebut, salah seorang netizen menyampaikan provokator berbasis APBN. Kasihan APBN disuruh bekerja keras membiayai provokator. Akibat omongannya itu, twitter dengan tagar ‘provokator’ mencapai 3.504 tweet.

Sambil mengerut dahi Maruf menuliskan salah satu ocehan netizen yang mengaku dirinya bersama kawan-kawannya siap tempur, siap menerima tantangan BR. Mau tahu pasukan saya?

“Kalau sudah gini, siapa yang disalahkan. Berbahaya kalau omongan seperti ini kembali dikeluarkan pejabat negara,” kata Maruf, sambil mengakhiri obrolannya dengan Gunawan. (tiyo)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT