Oleh: Miftah, Wartawan Poskota
LIONEL Messi sukses mencetak gol ke gawang Arab Saudi, itu lumrah saja. Apalagi dilakukan lewat tendangan bebas dari jarak sebelas meter, tanpa ada yang merintangi. Siapapun akan mudah melesakkan bola ke gawang. Bila tidak sedang apes.
Tapi bagi Shaleh al Sehri dan Salim Al Dawsari yang menjebol gawang Argentina, itu luar biasa. Tipe golnya juga sangat cantik, khas klub-klub Eropa. Tak peduli sang lawan adalah kandidat kuat juara. Maka Arab Saudi pun berpesta. Itulah Piala Dunia 2022.
Saking senangnya atas kemenangan itu, Raja Salman sampai meliburkan semua kegiatan di seantero kerajaan. Mereka merayakan seperti sudah menjadi juara dunia saja.
Bola untuk Piala Dunia Qatar kali ini diberi nama Ar Rihla. Benda bulat itu ternyata dibuat di Madiun, Jawa Timur, oleh PT Global Wei Indonesia. Pabrik tersebut dapat order 50 ribu bola dengan kualitas terbaik.
Tetapi bukan karena dibuat di Indonesia, lalu si bola memihak ke wakil Asia. Bukan pula karena dimainkan di Qatar, sehingga memihak ke negara sesama Arab. Setelah Arab Saudi yang menjungkalkan Argentina di penyisihan grup Piala Dunia, giliran Iran yang menumbangkan wakil Eropa, Wales, dengan skor 2-0 pada Jumat (25/11) kemarin.
Bola memang bulat. Bola tak mengenal agama. Tunduk kepada siapa saja yang menendangnya. Kemana arah ditendang, bola akan meluncur mengikuti arah gaya si penendang bola.
Tapi bagi pendukung Argentina, urusan bola dikait-kaitkan dengan politik, padahal ini Piala Dunia. Mereka menyebut pemain Arab Saudi dan Iran sebagai Kadrun. Julukan yang juga disematkan kepada kelompok pendukung Calon Presiden (Capres) dari Partai NasDem, Anies Baswedan.
Kadrun adalah singkatan dari Kadal Gurun, binatang melata sejenis kadal yang umumnya tersebar di gurun-gurun pasir Timur Tengah.
Dalam politik Indonesia, istilah Kadrun ditujukan kepada orang-orang yang dianggap berpikiran sempit, terutama yang dipengaruhi oleh gerakan ekstremisme dan fundamentalisme dari Timur Tengah.
Bahkan, sejak 13 September 2019, tren pengucapan Kadrun ini mengalahkan tren volume penyebutan Cebong dan Kampret, yang sempat trending untuk menyebut pendukung Jokowi dan Prabowo.
Jika istilah Kadrun ini disematkan kepada pesepak bola asal Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Iran, mungkin masih ada korelasinya. Meskipun juga tidak pantas.
Tapi jika dikaitkan dengan perpolitikan di Indonesia, apakah ada hubungannya? Karena dunia sepak bola netral dari kepentingan politik dan agama. (**)