Obrolan Warteg: Guru Dibutuhkan, Tetapi Terabaikan

Sabtu, 26 November 2022 06:30 WIB

Share

JUMLAH guru kurang, guru honorer pun didayagunakan, tetapi sayangnya kesejahteraannya terabaikan. Bahkan, masih ada guru honorer yang bergaji Rp300 ribu per bulan. 

Tak jarang juga, sudah honor masih jauh di bawah UMR, tetapi pembayaran tidak tepat waktu, sering telat alias molor. 

“Itu salah satu potret suram guru di negeri kita,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg usai maksi di warung itu bersama sohibnya, Yudi dan Heri.

“Guru honorer dibutuhkan, tetapi sayangnya tidak diacuhkan (tidak dipedulikan),” tambah Yudi.

“Fakta bahwa nasib guru honorer sangat memprihatinkan, sulit terbantahkan. “Tidak hanya honor yang tak sebanding, juga berharap diangkat sebagai ASN, seolah jauh panggang dari api. Sudah banyak yang belasan tahun mengajar, statusnya masih honorer,” urai mas Bro.

“Padahal guru itu pahlawan bangsa, tanpa guru negeri kita tidak akan maju,” kata Heri.

“Kan sering disebut guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Sosok pahlawan yang tidak memerlukan tanda penghargaan karena yang dilakukannya adalah pengabdian profesinya sebagai pendidik,” ujar mas Bro.

“Meski honor telat, tetap giat bekerja karena panggilan tugas. Ada tanggung jawab moral untuk memberikan pengajaran kepada anak didiknya sebagai generasi penerus bangsa,” Yudi.

“Karena itu kesejahteraan guru wajib didongkrak agar terdapat ketenangan dan kenyaman dalam proses belajar mengajar,” ujar mas Bro. ”Minimal gaji guru honorer senilai dengan UMR di masing – masing daerah..”

“Apakah bsia terwujud Bro?” kata Heri.

Halaman
Reporter: Winoto
Editor: Winoto
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar