Hadiri Kongres Ulama Perempuan Indonesia, Menaker Harap Peran Advokasi di Bidang Ketenagakerjaan

Sabtu, 26 November 2022 12:04 WIB

Share
Menaker Ida Fauziyah, saat menghadiri Pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. (ist)
Menaker Ida Fauziyah, saat menghadiri Pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. (ist)

JAKARTA, JAKARTA.CO.ID - Menteri Ketenagakerjaan (Menakaer) Ida Fauziyah, menghadiri Pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (Kupi) 2 di Jepara, Jumat (25/11/2022).

Menaker berharap Kongres Ulama Perempuan Indonesia terus memberikan peran advokasi bagi masyarakat, khususnya memberikan peran advokasi di bidang ketenagakerjaan. 

Menaker menyebut, Kongres Ulama Perempuan Indonesia telah berhasil menujukkan peran setrategisnya selama mengadvokasi UU TPKS. Ia berharap, Kupi terus berperan mengadvokasi RUU Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). 

"Tentu saya berharap teman-teman Kongres Ulama Perempuan Indonesia juga mengadvokasi RUU PPRT. Jadi forum kongres ini diharapkan bisa mendorong beberapa butir yang akan menjadi UU PPRT," kata Menaker. 

Menurut Menaker, isu lain yang perlu diadvokasi oleh Kupi adalah isu peningkatan kompetensi SDM Indonesia, khususnya bagi kaum perempuan.

Persoalan kompetensi SDM tersebut berkontribusi terhadap banyaknya perempuan yang bekerja di sektor domestik seperti PRT. 

"Dengan peranan fatwa dan ilmu dari ulama perempuan di Indonesia, saya yakin program pemberdayaan perempuan akan mendapat dorongan kemajuan yang besar," katanya.

Menaker juga menyebut, peran advokasi Kupi juga diperlukan dalam bidang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI).

Karena selama ini masih banyak perempuan PMI yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang dengan dalih penempatan PMI. 

"Saya juga berharap Kupi ini membantu memitigasi agar perempuan bekerja ke luar negeri itu jangan dengan cara nonprosedural, bekerjalah dengan cara prosedural," tutupnya.  (rizal)

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Winoto
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar