ADVERTISEMENT

Banyak Warga Pandeglang Tinggal di Gubuk Reot, Aktivis Singgung Program Sepeda Listrik Rp38 Miliar

Kamis, 24 November 2022 15:47 WIB

Share
Nenek Simot warga Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang tinggal di gubuk reot. (foto: ist)
Nenek Simot warga Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang tinggal di gubuk reot. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Kesenjangan sosial di Kabupaten Pandeglang sangat mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari banyaknya warga Pandeglang yang tinggal di gubuk reot.

Seperti yang terjadi di Desa Cibungir, Kecamatan Sukaresmi, ada salah seorang kakek-kakek yakni Narmin (60) yang tinggal di gubuk bekas kandang kambing, lantaran tak mampu membangun rumahnya yang ambruk. 

Hal serupa juga terjadi di wilayah Kecamatan Menes, warga yang rumahnya ambruk dan harus tinggal di gubuk reot karena tak punya biaya untuk membangun kembali rumahnya. 

Selain itu, nenek Simot warga Kecamatan Patia, yang juga tinggal di rumah yang jauh dari kata layak huni. Kemudian warga Cikeudal yang lumpuh sejak kecil dengan hidup serba keterbatasan ekonomi. 

Belum lagi, beberapa waktu lalu ada sejumlah warga yang sakit terpaksa harus ditandu dengan kain sarung oleh warga, lantaran akses jalan menuju fasilitas kesehatan (faskes) rusak berat dan tidak bisa dilalui kendaraan. 

Atas kondisi tersebut di Pandeglang, Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) Banten, Uday Suhada menyinggung soal program sepeda listrik Bupati Pandeglang tahun 2023 yang menelan anggaran sebesar Rp 38 miliar. 

"Masih kan Bupati Irna mau memaksakan program sepeda listrik, di tengah mengkhawatirkannya kesenjangan sosial di Pandeglang. Kalau tetap diteruskan sepeda listrik ini, berarti Dzolim," ungkap Uday, Kamis 24 November 2022.

Menurut dia, dengan kondisi yang sangat memprihatikan ini, Bupati Pandeglang ingin memaksakan program sepeda listrik untuk para RT dan RW, tak peduli kebutuhan mendasar rakyatnya, baik infrastruktur jalan, kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan serta ekonomi masyarakat.

"Bahkan dengan jumawanya saat memaksakan kehendak membeli sepeda listrik itu, Bupati Irna menyatakan bahwa uang Rp38 miliar itu kecil bagi dirinya," katanya.

Sebagai warga Pandeglang lanjut Uday, ia mengaku sangat malu, setiap ada pemberitaan di media nasional dari waktu ke waktu. Beritanya tak jauh dari pasien ditandu untuk berobat, dan terus berulang.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Cahyono
Contributor: Samsul Fatoni
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT