ADVERTISEMENT

Piala Dunia Qatar 2022, Sarat Protes dan Kontroversi

Rabu, 23 November 2022 07:00 WIB

Share
Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"Sayangnya sejak mendapat tekanan untuk membuat perubahan demi memperbaiki persoalan-persoalan, Qatar malah semakin mendiskriminasi LGBT+."

Laporan tentang pemenjaraan orang-orang gay dan penggunaan terapi konversi membuat Paul Amann tidak lagi terpikir untuk berangkat ke Piala Dunia.

"Tidak benar untuk berpikir untuk berangkat sekarang, setelah begitu jelas bahwa otoritas Qatar terus memperlakukan orang-orang LGBT+ begitu buruk."

Protes Para Pemain

Protes juga sempat datang dari para pemain lapangan.

Namun FIFA melarang para pemain membuat pernyataan politik dalam pertandingan.

Akademisi dan pengacara olahraga internasional, Gregory loannidis, percaya FIFA menghadapi tugas berat untuk menentukan batasan apa yang bisa disebut sebagai pernyataan politik.

"Saya tidak tahu. Dapatkah anda memberi tahu saya definisi pernyataan politik? Saya pikir tidak ada yang bisa dan itulah masalah yang dihadapi FIFA saat ini."

Paul Amann percaya hak-hak LGBT adalah persoalan sosial yang mendasar dan bukan tentang politik. Pemain semestinya tidak dihukum karena berbicara tentangnya.

Hak Pekerja

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT