"Enggak pernah ada keluhan (ngeluh sakit). Orang kelihatannya juga seger sih. Berarti kira-kira tiga tahun yang lalu lah ke sini (korban) sebelum Covid," bebernya.
Dikatakan Fang, korban kerap mentipkan kue kering untuk dijual di tempat dia bergadang. Hanya saja korban tidak setiap hari menitipkan kue.
Korban kerap menitipkan kue kering jika hari-hari besar seperti Imlek, Lebaran, dan juga hari besar lainnya yang sekiranya penjualan kue ramai diserbu pembeli.
"Tapi dia nitip sekali-sekali aja. Ya kayak musim mau Imlek, dia pernah nitip mau Lebaran, terus lagi musim kue bulan. Jadi ga setiap hari," tukasnya.
Fang mengaku kaget dengan adanya kabar tewasnya satu keluarga tersebut. Dia sama sekali tak menyangka Margareth dan Dian, serta anggota keluarga lainnya tewas misterius di dalam rumah.
Pasalnya, Fang mengaku korban yang dia kenal sebagai orang yang ramah. Bahkan keduanya datang bukan hanya menitipkan kue, tapi juga kerap membeli kue.
"Iya ramah terutama ibu Margaretha nya ya. Dian sebetulnya orangnya enak sih. Kalo dia kan biasanya suka beli pempek buat sodaranya. Terus saya suka tawarin kalo saya ada pempek," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menemukan titik terang dalam mengungkap kematian satu keluarga yang tewas dalam keadaan membusuk di Kalisederes, Jakarta Barat.
Mereka tewas dalam keadaan membusuk di dalam rumah beralamat di kawasan Perumahan Komplek Citra Garden 1.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrikum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan telah menemui salah satu petunjuk untuk mengungkap kasus tewasnya satu keluarga itu.
Petunjuk yang dimaksud yakni dugaan kematian keempat jenazah dengan durasi yang berbeda.
"Ini salah satu petunjuk yang kami peroleh. Kita memperoleh petunjuk yang penting ya," ujarnya kepada wartawan usai olah TKP lanjutan di rumah korban, Rabu (16/11/2022).