Moderasi Beragama Kunci Kerukunan dan Toleransi Beragama Teguhkan NKRI

Rabu, 16 November 2022 11:14 WIB

Share
Foto : Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama (Kemenag) RI menyelenggarakan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di Kota Magelang, Jawa Tengah, para Kepala KUA. (Ist.)
Foto : Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama (Kemenag) RI menyelenggarakan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di Kota Magelang, Jawa Tengah, para Kepala KUA. (Ist.)

JATENG, POSKOTA.CO.ID - Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama (Kemenag) RI menyelenggarakan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di Kota Magelang, Jawa Untuk para Kepala KUA diwilayah Kerja Kankemenag Kota Magelang, Kab Magelang dan Kab Temanggung. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 14 s.d. 18 November 2022 di Hotel Atria Magelang.

Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Syafi'i, menekankan pentingnya Pelatihan tersebut untuk memberikan pemahaman kepada seluruh ASN Kementerian Agama, agar memiliki pemahaman terhadap agama yang moderat (washatiyah), tidak mudah menyalahkan orang lain yang berbeda paham dan pandangan, baik terhadap sesama pemeluk Agama yang sama terlebih lagi kepada antar pemeluk Agama yang berbeda keyakinannya. Terlebih lagi KUA adalah garda terdepan atau 'wajah' Kementerian Agama yang berhadapan langsung kepada masyarakat, jadi harus bisa memberikan pemahaman keagamaan yang utuh.

Moderasi merupakan cara untuk menghindari radikalisme dan ekstrimisme. Moderasi beragama merupakan kunci kerukunan dan toleransi beragama guna meneguhkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Jadi intinya moderasi beragama adalah meyakini agama kita secara absolut tanpa menyalahkan keyakinan agama atau orang lain, tegas Syaf'i dalam sambutannya pada pembukaan Pelatihan.

Pembukaan Pelatihan tersebut juga dihadiri anggota DPR RI Komisi VIII, H. Luqman Hakim, S.Ag sebagai mitra kerja strategis Kementerian Agama. Kehadiran moderasi beragama memang saat ini sangat diperlukan sebagai counter dari paham-paham yang sangat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang beragam. Moderasi beragama sangat simpel, asal pantes dan tidak menabrak aturan yaitulah moderasi beragama, sebagai contoh sholat secara fikih cukup menutup aurat, tetapi tidak pantas kalau sholat hanya memakai kaus singlet dan celana pendek, ujarnya.

Moderasi Beragama sejatinya untuk menghadirkan harmonisasi kehidupan sesama anak bangsa. Dalam menjalankan keyakinannya, setiap pemeluk agama harus tetap memperhatikan hak pemeluk agama lain, jangan sampai justru dengan ibadah yang dilakukan malah menimbulkan masalah bagi pemeluk agama atau orang lain, tambahnya sekaligus membuka pelatihan tersebut. (Adv)

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar