TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI berkomitmen untuk menyiapkan data religiosity index yang lengkap dan komprehensif.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Prof. Suyitno saat menjadi keynote speech pada launching Master Trainer dan Pelatihan Deteksi Dini yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
Menurutnya, penyiapan data yang lengkap dan komprehensif ini menjadi tugas dan kewenangan Badan Litbang dan Diklat. "Secara garis besar tugas Badan Litbang dan Diklat adalah menyiapkan SDM Kementerian Agama yang kompeten dan unggul, dan menyiapkan data yang akurat, acountable, dan bisa dipertanggung jawabkan, terutama data religiosity index," tutur Suyitno di Tangerang kemarin (15/11/2022).
Pelatihan Master Trainer dan Pelatihan Deteksi Dini ini menurutnya sangat penting dalam rangka menggali data untuk mendeteksi potensi-potensi konflik yang akan terjadi.
"Saya membayangkan tugas ini seperti BMKG yang bisa mendeteksi kapan akan ada hujan deras, hujan ringan, bahkan gempa. Jadi setelah dilatih deteksi dini, kita ingin semua memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendeteksi hal-hal yang berpotensi menimbulkan konflik. Sehingga early warning system, deteksi dini terhadap persoalan-persoalan intoleransi, pendirian rumah ibadah, sejak awal sudah kita dapatkan datanya yang akurat," tambahnya.
"Jika setiap kita, para pengambil kebijakan dari level terendah sampai yang tertinggi memiliki kemampuan melakukan deteksi dini, mendeteksi gejala-gejala konflik, maka kita akan bisa melakukan mitigasi dengan cepat. Dan pelatihan ini sangat penting karena kita akan mempelajari cara-cara itu," tambahnya.
Suyitno menambahkan, pada tahun kemarin religiosity index sudah dimulai, tapi datanya kurang akurat karena tidak dilakukan pelatihan terlebih dahulu. "Kita tidak boleh mengisi data dengan asumsi atau perkiraan, karena hasilnya pasti tidak akurat. Tapi dengan pelatihan yang kita lakukan secara akademik sekarang ini, kita akan mendapatkan data riligiosity index yang akurat, akademik, dan bisa dipertanggungjawabkan," Tambahnya.
Pelatihan master ini diikuti 130 peserta, terdiri dari para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Para Rektor/Kepala Perguruan Tinggi Keagamaan, dan para kepala Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari 34 provinsi, berlangsung dari tanggal 15 hingga 19 November. (Adv)