JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) mengadakan acara welcoming party dalam rangka menyambut kepengurusan baru PPI Dunia periode 2022/2023 dengan mengusung tema “Menjadi bangsa Pemenang”, Sabtu (12/11/2022). Acara yang diadakan secara virtual ini memaparkan Pra-Rapat Kerja PPI Dunia satu periode ke depan.
Tak hanya dimeriahkan oleh seluruh pengurus baru PPI Dunia, pertemuan ini juga turut mengundang narasumber-narasumber yang berbakat, salah satunya adalah Dimas Oky Nugroho selaku Tim Asistensi Kementrian Bidang Perekonomian RI.
Webinar yang berdurasikan 3 jam tersebut bertujuan untuk memotivasi pengurus baru PPI Dunia agar dapat bekerja sama dalam membangun organisasi PPI Dunia pada satu periode kedepan.
Acara inti adalah penyampaian gagasan dari para narasumber, narasumber pertama adalah Dimas Oky Nugroho. Ia membawakan materi dengan tema 'Gerakan Anak Muda'. Dimas Oky Nugroho percaya bahwa anak muda harus mampu memunculkan gagasan-gagasan baru pada era modern agar menghasilkan pergerakan yang besar.
Ia menyitir ucapan Pramoedya Ananta Toer, “merelakan waktu mereka untuk terjun ke masyarakat”, yang maknanya anak muda di seluruh Indonesia memiliki peran dan anak muda itu selalu terampil.
Sebagai pembicara pertama, Dimas memaparkan sedikit banyak tugas dan peran anak muda yang mendunia, mampu menjadi pemimpin untuk generasi selanjutnya.
“ini zaman transformasi, kita pelaku sejarah kita bukan penonton, dan harus memilih. Kita harus menjadi pemimpin dan pelaku, dan terpenting jangan lupakan sosial budaya dan pentingnya budaya," kata Dimas di akhir presentasi.
Setelah pemaparan Gerakan anak muda, narasumber kedua membawakan tema Pemuda dan Indonesia Emas 2045. Pandu Utama Manggala, selaku Koordinator PPI Dunia tahun 2017/2018 menjelaskan pentingnya mempunyai mental karakter.
“Manfaatkan organisasi untuk attitude mental karakter; pertama, Manfaatkan network; kedua, Komunikasikan ide agar bisa diimplementasikan; ketiga, Memikirkan isu-isu terkini dalam sudut pandang yang kreatif; keempat, Harus bisa menyampaikan kritis yang konsluktif," terang alumni Universitas Indonesia ini.
Saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, di mana jumlah anak muda di suatu negara lebih banyak daripada jumlah anak-anak dan usia lanjut.
Fakta tersebut membuat Pandu mengajak anak muda untuk tidak menjadi sampah demografi, "Kita harus menjadi pemuda yang dapat memanfaatkan peluang, karena sekarang bukan siapa yang kuat, melainkan siapa yang dapat memanfaatkan peluang dengan cepat dialah pemenangnya," ujarnya.