JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan tak mudah bagi partainya untuk menentukan siapa yang akan diusung menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan. Ia berujar bahwa cawapres tak bisa diibaratkan dengan ban serep yang bisa diganti sewaktu-waktu.
"Wakil itu bukan sekedar ban gantung. Tapi dia ban serep. Harus paham mana bedanya ban serep dengan ban gantung. Karena ban serep bisa digantung sewaktu waktu diganti. Karena posisi wakil menentukan sama pentingnya dengan presiden," kata Nasir kepada awak media di Kompleks Parlemen, kemarin.
Nasir menekankan bahwa untuk mengusung satu calon tentu tidak mudah, karena melewati diskusi yang cukup alot. Pertimbangan yang diberikan harus berdasar kuat sehingga tidak mudah berganti.
Ia sendiri mengungkap mekanisme pemilihan cawapres berlangsung cukup lama karena anggota majelis syuro PKS mewakili berbagai lapisan. Anggota majelis syuro yang berasal dari provinsi-provinsi ini, kata dia, di dalam forum tertentu menyampaikan kecenderungan masyarakat yang ada di daerahnya.
"Tidak mudah kita menentukan calon. Karena kalau kita sudah menentukan calon? kita tidak ingin tiba-tiba mundur. Kalau sudah maju tidak boleh mundur. Misalnya ada partai yang sudah mengajukan nama, sudah tidak boleh lagi mundur," kata dia.
Mengenai deklarasi partai Nasdem-Demokrat-PKS, Nasir mengatakan hal itu hanya menunggu waktu yang tepat. Menurutnya, deklarasi mungkin dilakukan di akhir tahun 2022 nanti.
Nasir menuturkan, memang ada mekanisme dari PKS yang sampai saat ini masih dilakukan secara mendalam. Mekanisme yang dimaksud adalah pembahasan di tataran majelis syura partai.
"Ini soal waktu saja, sehingga kita tidak perlu terburu-buru. Bisa saja nanti akhir tahun. Karena kalau di PKS salah satu mekanisme pengambilan keputusan ada di sidang Majelis Syuro. Mereka yang menggodok dan menerima aspirasi," katanya.(*)