Akan tetapi, sebagai pengganti dari komunike tersebut, baginya cukup saja dikeluarkan pernyataan presiden mengenai seperti apa capaian dan harapan ke depan.
"Jadi dari President G20 2022 saja dikeluarkan pernyataan resmi tentang capaian dan harapan ke depanya," terang Dinna.
Pakar Hubungan Internasional ini mengaku bahwa justru G20 sendiri bersifat forum, sehingga misalnya sama sekali tidak ada komunike, maka hal tersebut bisa saja ditunda untuk disepakati pada penyelenggaraan G20 selanjutnya di India.
"Konteks 2023 tidak akan sama dengan 2022 dan karena itulah sejumlah negara memilih untuk menunda kesepakatan hingga nanti tahun berikutnya lebih ada kepastian, dan hal ini wajar saja," tambah Dinna. (Angga)