ADVERTISEMENT
Selasa, 15 November 2022 06:54 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dengan netralnya PBNU terhadap semua partai politik, maka partai lain memiliki kemungkinan untuk menarik pemilih NU, seperti PPP, PDIP, dan Golkar yang selama ini memang sudah tempat bagi kader-kader NU yang tidak bergabung dengan PKB," terangnya.
Arifki menegaskan, politik adalah mencari kemungkinan di atas ketidakmungkinan. Dari berbagai kepentingan yang memberikan keuntungan untuk Gerindra berkoalisi dengan PKB, menurutnya, secara pribadi Cak Imin juga ingin menarik efek Prabowo untuk partainya.
Namun kata dia, pertarungannya adalah seberapa menarik citra Prabowo bagi pemilih NU, jika misalnya ada figur lain seperti Khofifah Indar Parawansa yang berkemungkinan maju sebagai cawapres di 2024.
“PKB mungkin saja diuntungkan jika berkoalisi dengan Gerindra, apalagi Cak Imin mendapatkan posisi sebagai cawapres. Tetapi, munculnya nama Khofifah nanti tentu merugikan bagi Prabowo atau Gerindra karena basis NU juga terbelah dalam menentukan capres dan cawapres," katanya.
"Apalagi sikap PBNU yang tidak menyatakan keberpihakan kepada salah satu partai capres semakin menyulitkan daya tawar Cak Imin mengklaim pemilih NU sebagai basisnya untuk maju sebagai cawapres," pungkas Arifki. (wanto)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT