Respons Adanya Isu Gerakan Penolakan, Polisi Perketat Pengamanan KTT G20 Bali

Senin 14 Nov 2022, 10:07 WIB
Polisi melakukan pengamanan jalur. (foto: ist)

Polisi melakukan pengamanan jalur. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Polisi merespons isu terkait adanya potensi gerakan massa yang menolak rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, dalam hal ini, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah skema pengetatan pengamana di pintu masuk ke wilayah Bali, salah satunya di jalur pelabuhan.

"Potensi dari pintu-pintu masuk Bali, khususnya jalur pelabuhan. Untuk penebalan pasukan sudah ada di Banyuwangi, pelabuhan Bali, dan pelabuhan NTB (Nusa Tenggara Barat)," kata Dedi saat dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).

Dedi melanjutkan, dalam giat pengamanan ini pula, pihaknya telah menyiagakan sebanyak 1.500 personel TNI-Polri yang tergabung dalam pasukan kontijensi.

"Seluruh pasukan kontinjensi sudah siap 1.500 orang bila sewaktu-waktu dibutuhkan," ujar dia.

Selain itu, mantan Kapolda Kalimantan Tengah tersebut menambahkan, bahwa polisi juga telah menggandeng sejumlah stakeholder dalam melaksanakan giat pengamanan kegiatan internasional ini.

"Prinsipnya, Polri, TNI, Pemerintah Daerah, seluruh Kementerian atau Lembaga, dan Pecalang atau Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa siap mengamankan seluruh giat rangkaian KTT G20 di Bali," tandasnya.

Untuk diketahui sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, bahwa intelijen Korps Bhayangkara dan TNI memperoleh informasi terkait adanya potensi gerakan penolakan massa ihwal KTT G20 Bali.

Karenanya, Listyo berujar bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah metode untuk menahan gerakan massa tersebut, salah satunya dengan mengedepankan langkah dialog.

"Beberapa waktu yang lalu satuan intelijen, baik dari Kepolisian, dari BIN, TNI, dalam hal ini Bais (Badan Intelijen Strategis) melakukan koordinasi setiap hari. Ada beberapa info akan ada gerakan, tapi mudah-mudahan jumlahnya tidak terlalu besar karena kami mengedepankan dialog," ujar mantan Kabareskrim itu. (Adam).

Berita Terkait

News Update