ADVERTISEMENT

Rupiah Melemah, Nyaris Tembus Rp16.000 Per Dolar AS, Peneliti Ekonomi BRIN: Bisa Mendorong Inflasi

Senin, 7 November 2022 05:54 WIB

Share
Maxensius Tri Sambodo, Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN.(ist)
Maxensius Tri Sambodo, Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN.(ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS (Amerika Serikat), bahkan pada Jumat  (4/11/2022) nyaris tembus Rp16.000 per dolar AS, tepatnya berada di level Rp15.749 per dolar AS.

Maxensius Tri Sambodo, Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN mengakui, dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menggerus daya beli masyarakat.

"Selain itu, pelemahan ruipiah juga akan mendorong inflasi karena kebutuhan masyarakat akan mengalami kenaikkan harga, khususnya kebutuhan yang berbasis impor," tutur Max panggilan akrabnya yang dihubungi di Jakarta, Minggu  (6/11/2022).

Ia mengatakan rupiah terus mengalami tekanan depresiasi itu menjadi hal yang perlu menjadi perhatian banyak pihak dalam hal ini, Bank Indonesia  (BI) dan Kementerian Keuangan karena itu akan memberikan implikasi kepada kondisi daya ekonomi kita.

"Kita tahu bersama kalau rupiah terus melemah  tentu kondisi barang-barang impor akan semakin meningkat,  dan kita tahu bersama ekspor kita sangat bergantung kepada banyak komponen impor, sehingga rupiah terus melemah," paparnya.

Max mengutarakan  barang-barang impor mengalami kenaikkan harga, tentu ini juga akan mempengaruhi posisi daya saing ekspor kita.

Sebab itu, lanjut dia, untuk mencegah berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah Bank Indonesia akan mencoba untuk melakukan  pengendalian,  atau intervensi. Tetapi  sejauhmana intervensi ini keberhasilannya dalam mengendalikan pelemahan rupiah.

Max menambahkan di sisi lain nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini mendorong kenaikkan harga, khususnya komoditas yang berbasis impor. Namun di sisi lain juga memberikan keuntungan pada sisi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) karena peningkatan nilai ekspor.

"Sebab itu, diperkirakan siasat strategis dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor," papar Max

Namun demikian, Max menjelaskan bahwa fenomena pelemahan nilai tukar rupiah bukan hanya menimpa mata uang rupiah tapi juga di banyak negara," Max mengutarakan. (johara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT