Lebih lanjut, Syarif mengatakan, aparatur setempat juga harus memastikan bahwa saluran mikro menuju saluran penghubung (PHB) dalam kondisi baik.
Jangan sampai tali-tali air itu mengalami penyumbatan akibat banyaknya sampah atau endapan lumpur.
"Saluran mikro atau drainase kota itu harus dipastikan bahwa pendangkalannya sudah bisa diatasi. Air itu kan mengalir dari saluran mikro ke PHB yang ukurannya empat meter ke atas, nah itu pastikan tidak ada hambatan menuju ke DAS (daerah aliran sungai)," papar dia.
Oleh sebab itu, Politikus Gerindra ini memandang Wali Kota harus menjalin hubungan yang baik dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) maupun masyarakatnya.
Tak hanya itu, Syarif juga meminta kepada Wali Kota untuk mampu menjembatani aspirasi dan keluhan masyarakat ke tingkat provinsi untuk segera ditindaklanjuti.
"Kalau penanggulangan banjir kan bisa yang dua hal penting yang dikerjakan, misalnya mengkoordinasikan atau mengecek titik evakuasi dan cek fungsi alat-alat berat, itu bisa. Wali Kota harus bersama-sama sinergi dengan Dinas SDA," pungkasnya.
Sebelumnya, warga Kembangan, Jakarta Barat mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menormalisasi Kali Angke yang berada di dekat permukimannya. Mereka juga meminta pemerintah daerah membangun Jalan Inspeksi sebagai jalan alternatif menuju Cengkareng Drain, Jalan Daan Mogot.
Warga Puri Permata Media, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat bernama Sriyanto (65) mengungkapkan, sejak tiga tahun lalu permukimannya diterjang banjir akibat luapan Kali Angke.
Padahal sejak tahun 1980-an bermukim di sana, dia tidak pernah terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
"Dulu di sini bebas banjir, tapi sekarang jadi suka banjir kalau air di Kali Angke meluap," ujar Sriyanto pada Rabu (2/11/2022) silam.
Sementara itu, Unit Pengelola Pengujian, Penyelidikan dan Pengukuran (UP4) pada Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta terus melakukan inventaris terhadap kondisi kali dan sungai di Ibu Kota. Setelah mendata Kali Krukut di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tim telah mengecek kondisi Kali Angke di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Namun dari hasil pengecekan, kedua kali tersebut sama, yaitu sama-sama mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat sedimentasi lumpur.