Hadapi Resesi Ekonomi 2023, BUMD DKI Mau Tanam Jagung Buat Pakan Ayam

Jumat 04 Nov 2022, 17:34 WIB
Pasar Induk Beras Cipinang. Ahmad Tri Hawaari

Pasar Induk Beras Cipinang. Ahmad Tri Hawaari

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta menilai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) belum memiliki jurus jitu untuk mengantisipasi potensi resesi ekonomi. 

Oleh karena itu, perlu adanya sinergitas kerja antarBUMD untuk menjamin ketersediaan pangan dengan tujuan menjaga stabilitas harga.

Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah mengatakan, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya harus memiliki program kerja di tahun 2023 untuk dijadikan pedoman antisipatif ketika resesi ekonomi benar-benar menerjang Jakarta.

"Segera dibentuk super holding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Marwah BUMD pangan harus dikembalikan, Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing. Ini diatur sehingga punya kerangka kerja yang jelas. Ini serius karena 2023 kita harus mengantisipasi resesi," ujarnya di Grand Cempaka Bogor, Jawa Barat, dikutip, Jumat (4/11/2022).

Hal senada  diungkapkan anggota Banggar Gembong Warsono. Ia meminta ketiga BUMD ini segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta.

"Tolong dibuat skenario yang besar soal kedaulatan pangan kita. Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat," kata Gembong.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan permohonan PMD sebesar Rp 50 miliar untuk mengantisipasi resesi. Masing-masing yakni Rp 40 miliar untuk pembuatan cold storage dengan kapasitas 2000 ton, dan Rp 10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.

"Kami sudah merencanakan untuk membangun konstruksi untuk menjaga ketahanan pangan," ucapnya.

 Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi. 

Selain konsern di stok beras, ia juga mengaku akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam, sehingga dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.

"Tahun depan kami mulai melakukan budidaya tanam jagung karena ini menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan. Jadi dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut, diharapkan ketersediaan pasokan pangan untuk DKI Jakarta akan tetap stabil dan harganya tetap terkendali," ungkap Pamrihadi.

Berita Terkait

News Update