Tersinggung Dihina Mertua Istrinya Yang Tewas Dicekik

Jadi mantu yang baik mestinya Kamari, 31, harus banyak bersabar. Tapi lelaki dari Karawang (Jabar) ini tidak demikian. Sering dihina mertua sebagai pengangguran, jadi emosi.

Bukan ceraikan istri, tapi Yayah, 20, istrinya malah dicekik sampai mati. Polisi berhasil membekuknya ketika Kamari ngumpet di rumah sahabatnya.

Menantu terlibat konflik dengan mertua, sebetulnya bukan hal baru. Di mana saja dan kapan saja, selalu ada. Tapi jika sebegitu sakit hatinya menantu, dan kemudian sampai membunuh istri sebagai balas dendam, itu namanya bukan menyelesaikan masalah, tapi malah menambah masalah.

Dirinya masuk penjara, anak jadi terlantar karena kehilangan ibu tercinta.

Meski tak pernah ikut demo di Monas, ternyata Kamari dari Tirtamulya Karawang ini termasuk lelaki sumbu pendek, mudah tersulut emosinya. Hanya disebut cuma petentang-petenteng di rumah tak mau kerja, langsung sakit hati.

Padahal jika dijawab dengan menceraikan istri saja, si mertua pasti terpukul. Tapi Kamari ingin membalas sakit hati secara telak.

Gara-gara pandemic Corona Kamari kena PHK dari kantornya. Cari pekerjaan baru juga susah, karena kantor yang dikirimi lamaran juga sedang sibuk mem-PHK sebagian karyawannya. Nah, gara-gara ini ekonomi keluarga disubsidi oleh mertuanya. Bahkan tempat tinggalpun gabung di rumah mertua.

Karena tinggal serumah itulah Kamari sering dibully oleh mertua, terutama ibu. Kalau ngomeli mantu, nggak ada habisnya. Maka jika ada tanaman hias disebut lidah mertua, mungkin pangkalnya dari sini; mertua jika ngomel tak ada habisnya.

Padahal jika Kamari mau membalasnya dengan menjatuhkan talak 1-3, pastilah Yayah jadi “si janda bolong”.