Elektabilitas Golkar Tempati Posisi Tinggi, Bisa Menjadi Argumen untuk Makin Percaya Diri Usung Airlangga Hartarto

Rabu, 2 November 2022 19:48 WIB

Share
Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hasil survei LSI Denny JA bisa saja menjadi argumentasi Partai Golkar untuk makin percaya diri mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres). Hasil survei itu menunjukkan, elektabilitas Golkar menempati posisi tinggi.

"Sumber kepercayaan diri Golkar, saya kira, bisa saja hasil survei itu dijadikan argumentasi," kata Peneliti senior dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Firman Noor. Rabu (2/11/2022).

Menurut Firman, pengusungan Airlangga lebih terkait pada komitmen Golkar untuk mengusung sosok Airlangga sebagai capres.

"Sejauh ini terkait komitmen partai. Karena sudah kadung komitmen harus ketum yang jadi capres. Ini semua perangkat Golkar, SDM, dan kader sedang diarahkan untuk mendongkrak suara Airlangga dengan berbagai macam cara," ujarnya.

Sebelumnya, survei LSI Denny JA mengungkap elektabilitas Partai Golkar yang berada di angka 14,5 persen dipengaruhi oleh kepuasan publik terhadap penanganan pandemi covid-19. 

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut menjadi trend setter dan game changer dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA. Kinerja Airlangga yang mumpuni dalam pemerintahan, sebagai Menko Perekonomian berhasil mendongkrak elektabilitas Golkar. 

Elektabilitas Golkar berada di nomor dua di bawah PDI-P (20,19) persen, diikuti Partai Gerindra (9,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (8,3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (5,9 persen), dan Partai Demokrat (5,4 persen).

Firman menekankan elektabilitas partai tidak bisa langsung dikonversi menjadi elektabilitas calon yang diusung. Begitu pula perolehan suara partai tidak otomatis menjadi suara capres.

"Permasalahannya adalah tidak dengan sendirinya suara di partai bisa dikonversi menjadi suara capres-cawapres. Itu sudah terbukti," tegasnya.

Menurutnya, partai politik patut mempertimbangkan berbagai macam faktor dalam melihat sosok capres yang bakal didukung. Tidak hanya sekedar sebab posisi atau jabatan ketua umum. Partai harus mampu secara komprehensif melihat kandidat.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar