Obrolan Warteg: Mau Menabung, Apa yang Mau Ditabung

Kamis 27 Okt 2022, 06:30 WIB

OBROLAN warteg. “Kalian harus rajin menabung,” kata mas Bro mengawali obrolan usai maksi di warteg Ayu Bahari, bersama sohibnya, Yudi dan Heri.

“Maunya gitu Bro, tapi bagaimana mau menabung kalau tiap bulan tekor. Gaji tidak bisa mengcover biaya hidup,” kata Yudi.

“Lagian tumben usul rajin menabung, diri kamu sendiri saya perhatikan sulit menabung,” sela Heri.

“Ini cuma sharing saja menghadapi situasi yang tidak pasti. Jaga-jaga kalau – kalau terdampak krisis ekonomi,” kata mas Bro.

“Kayak ekonom saja,” kata Yudi.

“Lah saya ini nyontek pendapat ekonom senior UI, Faisal Basri. Dia menyarankan, jika mendapatkan rezeki lebih baik jangan dipakai untuk yang non esensial, tapi ditabung untuk menghadapi kemungkinan resesi global,” kata mas Bro.

“Itu artinya kita harus selektif membelanjakan uangnya. Jangan membeli barang yang tidak urgen, tidak untuk foya-foya dan hura-hura. Gunakan untuk kebutuhan yang lebih mendasar. Jika ada kelebihan, tabung,” kata Yudi.

“Iya harus lebih hemat. Gunakan skala prioritas kebutuhan, yang pokok – pokok saja,” kata mas Bro.

“Selama ini yang pokok saja sudah dihemat, terus apalagi yang harus dihemat. Apa makan cukup dua kali sehari. Ya, mungkin nasib kita. Sementara di luaran sana banyak orang kaya keluar masuk mal, shopping,” kata Heri.

“Nggak usah ngiri. Mereka bisa saja kaya harta benda, tapi belum tentu sebahagia kita,” ujar mas Bro.

“Iya sih, tetapi jangan mengundang kecemburuan sosial,” keluh Heri.

“Kemiskinan dan pengangguran yang meningkat, ditambah melebarnya jurang kaya dan miskin dapat menimbulkan gejolak sosial,”kata Yudi.

“Ini  harus dicegah. Mencegah lebih awal instabilitas sosial berarti mencegah resesi global masuk dalam negeri,” kata mas mas Bro. (jokles).
 

Berita Terkait

News Update