Nuswantara Jaya Kembali (4)

Kamis 27 Okt 2022, 06:00 WIB

Padahal, sebagai upaya mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial, jiwa Pancasila tidak mengajarkan bersifat boros dan bergaya hidup mewah.

Itulah sebabnya sejak dulu, para leluhur Nuswantara mengajarkan “urip sak madyo. Ora usah neko-neko” – hidup secukupnya, sepantasnya. Tidak perlu berbuat yang aneh-aneh, macam-macam, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Urip sak madyo akan membawa kepada kejernihan pikiran dan ketenangan batin. Dapat membatasi diri dari perbuatan yang tidak semestinya. Menjauhi perbuatan yang melanggar norma, etika dan budaya. Mengelola emosi diri tidak tergoda menyalahgunakan wewenang, korupsi dan manipulasi. Ada keseimbangan antara lahir dan batin. Mampu mengharmonikan antara impian dengan kemampuan.

Sebaliknya yang neko - neko membuat hidupnya selalu resah gelisah, galau - kemrungsung karena tidak pernah merasa cukup, apa yang diperolehnya selalu dirasakan kurang. Di dalamnya terselip sifat iri kepada apa yang dimiliki orang lain. Ada rasa selalu ingin memiliki seperti yang dimiliki orang lain sehingga muncul pemaksaan kehendak dengan berbagai cara.

Globalisasi tidak bisa kita tolak, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus kita gunakan, tetapi bagaimana memanfaatkan teknologi untuk memperkuat jati diri dan kemajuan negeri.

Kita tahu, sekitar 70 persen dari 210 juta pengguna internet adalah kawula muda, generasi digital dan milenial. Inilah perlunya menginisiasi dan mengedukasi agar generasi muda Indonesia harus tetap memiliki jati diri “berwawasan global tetapi harus berbudaya dan berbudi pekerti Nuswantara berlandaskan Pancasila.”

Maknanya, mampu menaklukkan teknologi informasi mutakhir untuk meningkatkan kualitas diri melalui kreasi dan inovasi. Bukan sebaliknya terbawa pengaruh arus digital sehingga kehilangan karakter nasional sebagai bangsa yang berbudaya dan bermoral Pancasila.

Ini tugas para elite, baik di pemerintahan, lembaga politik, ekonomi keuangan, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, memberi keteladanan. Bukan hanya para tokoh elitnya, juga seluruh anggota keluarganya melalui ucapan, perbuatan dan kebijakan serta gaya hidupnya.

Dengan selalu memperkuat jati diri, dengan kiat yang telah dijabarkan melalui tulisan berseri ini (4 seri), kami percaya Nuswantara bisa jaya kembali, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo dan bahkan memimpin dunia ini menuju peradaban baru, peradaban yang lebih harmoni dan selaras berdasarkan Pancasila. Semoga. (Azisoko)

Berita Terkait

Resesi Global vs Potensi Lokal

Senin 31 Okt 2022, 06:00 WIB
undefined

Jangan Sebatas Jargon Koalisi

Senin 21 Nov 2022, 06:00 WIB
undefined

Mendesak, Sosok Pemersatu Bangsa

Senin 12 Des 2022, 06:50 WIB
undefined

News Update