ADVERTISEMENT

Kasus Ginjal Akut Baru Rame Sekarang, BPOM Lagi Main Drama, yang Diuntungkan Pebisnis Farmasi

Minggu, 23 Oktober 2022 17:03 WIB

Share
Fomepizole
Fomepizole

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah mempertanyakan sikap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia.

"Itu kan obatnya sudah lama ada, kenapa baru sekarang ramenya. Apa BPOM sudah ada pernyataan resmi terkait masalah itu? Aneh saja baru sekarang ramenya,"ujar Trubus kepada Poskota, Minggu, (23/10/2022).

Menurut Trubus, masalah ini seperti drama yang dimainkan untuk mengubah regulasi di Indonesia.

Dimana regulasi tersebut mengacu pada impor obat-obatan yang masuk ke Indonesia.

"Ini kan bukan satu atau dua kali kasus begini. Dibuat rame, tiba-tiba ada regulasi yang berubah, ini kan ciri-ciri oligarki. Pasti yang diuntungkan sesuatu kelompok yang punya bisnis di bidang farmasi," tambah Trubus.

Oleh karena itu, kasus ginjal akut yang menerpa Indonesia akan merugikan masyarakat, karena secara tidak langsung masyarakat lah yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

"Yang pasti dirugikan ya masyarakat, mereka bertanya apa imbasnya kalau digunakan cukup lama. Apa pemerintah sudah memberikan informasi secara gamblang,"kata Trubus.

Kemenkes sebelumnya telah menginstruksikan agar seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirop kepada masyarakat. Para tenaga kesehatan juga diminta tak lagi memberikan resep obat sirop kepada pasien.

Seluruh ketetapan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak yang diteken oleh Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami pada Selasa (18/10/2022).

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT