PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah Puskesmas di Kabupaten Pandeglang, mulai menyetop layanan resep obat-obatan berbentuk sirup. Hal itu sebagai tindak lanjut dari instruksi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Patia, Sri Rizki mengaku, bahwa pihaknya saat ini sudah menyetop layanan resep obat berbentuk sirup. Karena telah adanya himbauan dan instruksi dari Dinkes dan Bupati Pandeglang.
"Sejak terbitnya Surat Edaran (SE) dari Bupati dan Dinkes Pandeglang, mengenai larangan sementara meresepkan obat berbentuk sirup. Maka kami langsung menindaklanjuti SE tersebut dengan menyetop layanan pemberian resep obat jenis sirup kepada masyarakat," ungkapnya, Sabtu (22/10/2022).
Pihaknya juga sudah menyampaikan kepada semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Patia, maupun kepada pihak klinik yang ada di Patia, untuk sementara ini untuk tidak memberikan resep obat-obatan bentuk sirup.
"Kalau tidak salah SE itu terbit pertanggal 18 Oktober 2022 lalu. Nah sejak adanya SE itu lah kami langsung melakukan penghentian sementara layanan memberikan resep obat sirup," katanya.
Penghentian meresepkan obat jenis sirup itu sifatnya sementara sebelum ada pemberitahuan lagi dari pihak pemerintah. Karena diketahuinya, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menginstruksikan untuk tidak meresepkan obat sirup sementara ini.
"Karena adanya temuan ribuan balita gagal ginjal di Indonesia yang diduga disebabkan oleh kandungan obat jenis sirup, dari situlah ada himbauan tentang larangan sementara meresepkan obat-obatan jenis sirup, sebelum ada pengumuman lanjutan dari pemerintah," ujarnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Saketi, Oman Fimansyah juga mulai hari ini (Sabtu-red) sudah menghentikan layanan resep obat-obatan jenis sirup. Karena pihaknya baru menerima SE dari Dinkes tadi malam.
"Hari ini sudah kita stop layanan resep obat bentuk sirup. Adapun antisipasinya, kita layani resep obat jenis tablet yang ditumbuk," tuturnya.
Saat ditanya apakah pernah ada kasus balita yang gagal ginjal di wilayah Saketi. Oman mengaku, dulu pernah ada anak yang mengalami kasus gagal ginjal hingga meninggal dunia. Namun riwayatnya itu setelah ditelusuri dari makanan jajanan yang kurang higienis.
"Kalau kejadiannya sudah lama sekitar satu tahun lalu sebelum ada informasi soal larangan sementara obat-obatan jenis sirup. Tapi setelah ditelusuri itu riwayatnya dari jajanan," tukasnya. (Samsul Fatoni).