SEBELUM dan saat masih pacaran, keinginan Erna nyaris dipenuhi. Setiap diajak jalan jalan oleh Nurdin, kekasihnya ke mall, apa yang dimau selalu dipenuhi oleh pria yang kini sudah menjadi suaminya itu.
Perlakuan istimewa bak seorang ratu semakin membuat Erna melayang menjelang dirinya dinikahkan.
Tidak sekedar barang , kebahagiaan dan kesejehteraan kerap dilontarkan Nurdin jika sudah berumah tangga kelak. Ucapan itu di antaranya, akan tinggal di rumah sendiri, walau tidak mewah tetapi layak, shoping dua bulan sekali , uang bulanan yang mencukupi dan janji manis lainnya.
Ketika itu tubuh Erna serasa melayang ke langit ketujuh membayangkan kebahagiaan jika sudah menjadi istri.
Impian yang dijanjikan Nurdin membuat perempuan bertubuh kurus ini ingin segera dinikahi, kala itu. Nurdin pun menepati janjinya, menikahi wanita idamannya tersebut. Seminggu pasca pernikahan , Nurdin tak juga kunjung beranjak dari rumah orang tua Erna, alias mertuanya.
“Sabar sayang, urusan rumah masih dalam proses,” begitu kata Nurdin setiap kali istrinya bertanya kapan akan pindah.
Sebulan hingga hampir setengah tahun tinggal di mertua, Nurdin tak lagi mampu membendung desakan Erna. Akhirnya mereka memutuskan untuk pindah, tapi ke rumah kontrakan bukan tempat tinggal impian.
“Ternyata developernya ada masalah, jadi urusan rumah ada kendala ,” begitu alesan Nurdin kala itu.
Uang bulanan , pergi shoping juga kandas , urung dilaksanakan. Erna pun mulai jengkel begitu tahu suaminya itu tidak punya pekerjaan tetap .
“Janji nya palsu, manis di awal . Janji aja bisa dipalsuin apalagi ijasah,” kata Erna . (yahya)