Saiful Mujani: Faktor Ideologi, Bukan Identitas Agama, yang Memiliki Pengaruh Pada Pilpres dan Pileg
Kamis, 20 Oktober 2022 19:21 WIB
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ilmuwan politik Prof Saiful Mujani menyebut, bahwa faktor ideologi, bukan identitas agama, yang memiliki pengaruh pada pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg).
Hal ini disampaikan Saiful pada program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ yang bertajuk ”Ideologi, Pilpers, dan Pileg”, Kamis (20/10/2022).
Saiful menjelaskan, bahwa dalam studi-studi Pemilu di luar negeri, faktor ideologi biasa dilihat apakah memiliki pengaruh atau tidak?
Apa kecenderungan pemilih yang berideologi liberal atau konservatif dalam pemilihan umum? Di Indonesia, penting untuk dilihat apakah ada perbedaan antara yang pro-politik Islam dengan yang pro-politik UUD 1945 dan Pancasila.
"Walaupun mungkin ada yang menyatakan bahwa dua hal ini tidak boleh dikontraskan, namun ada yang memiliki kecenderungan lebih pada Pancasila atau lebih pada syariat Islam. Ada aspirasi warga yang menginginkan Indonesia berdasarkan syariat Islam. Namun ada juga aspirasi yang berdasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila," katanya.
Apakah pandangan semacam itu di kalangan masyarakat memiliki pengaruh terhadap pilihan politik mereka dalam pemilihan umum?
Pada survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Maret dan Agustus 2022, ada 27,6 persen warga Indonesia yang menyatakan pro-terhadap politik berdasarkan syariat Islam. Menurut Saiful, angka ini tidak terlalu kecil.
Bahkan tidak ada partai politik yang mendapatkan suara sebesar itu. Sementara yang pro-politik berdasarkan Pancasila sebanyak 59,8 persen.
Dukungan kepada Anies dari kelompok pemilih yang menyatakan pro-Pancasila sebanyak 23 persen, sementara dari yang pro-Islam 26 persen.
Artinya dukungan dari yang pro-Islam lebih besar dari yang pro-Pancasila pada Anies. Pemilih Prabowo juga memiliki kecenderungan yang sama, dukungan dari pemilih yang pro-Islam lebih besar dari yang pro-Pancasila: 38 persen berbanding 32 persen.