JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa kekerasan yang mengakibatkan kematian di Stadion Kanjuruhan, Malang, beberapa waktu lalu dinilai sebagai kejahatan secara sistematis. Hal itu merupakan temuan dari Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil atau Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Mengutip akun Instagram @kontras_update, Selasa (11/10/2022), lembaga itu menelusuri dugaan kejahatan tersebut selama tujuh hari berturut-turut. Setidaknya, ada 12 fakta hasil investigasi KontraS
“Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil mendapatkan temuan awal bahwa peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis. Yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan,” demikian keterangan tertulis KontraS.
Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil ini terdiri dari komponen pengacara publik yaitu dari LBH Surabaya, LBH Surabaya Posko Malang, KontraS dan Lokataru.
“Tim menemukan setidaknya 12 temuan awal selama proses investigasi,” rilis KontraS.
Temuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, tim menemukan fakta pada saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan yang membawa gas air mata, padahal diketahui tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu.
"Kedua, ketika pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, didasari pada keterangan saksi-saksi, sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.
Namun, aparat keamanan merespon secara berlebihan dengan tindak kekerasan. Suporter lain akhirnya ikut turun ke lapangan untuk menolong suporter yang mengalami tindak kekerasan dari aparat tersebut.
Ketiga, sebelum tindakan penembakan gas air mata, tidak ada upaya dari aparat untuk menggunakan kekuatan lain seperti kekuatan yang memiliki dampak pencegahan, perintah lisan atau suara peringatan hingga kendali tangan kosong lunak.
"Padahal, berdasarkan Perkap Nomor 1 Tahun 2009 mengenai Penggunaan Kekuatan. Polisi harus melewati tahap-tahap tertentu sebelum akhirnya mengambil tahap penembakan gas air mata.