JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan Jumat (7/10/2022) rupiah berada di level Rp 15.251 per dolar AS.
Level rupiah tersebut memperparah keadaan karena sehari sebelumnya juga berada pada Rp 15.187 dolar AS.
Diduga pemicu pelemahan rupiah ini selain faktor serangan Rusia ke Ukraina yang belum berakhir.
"Serangan Rusia ke Ukraina yang belum berakhir adalah pemicu rupiah terus melemah," terang Direktur Eksekutif Center Budget for Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi yang dihubungi di Jakarta, Minggu (9/10/2022).
Selain itu, lanjut Uchok, imbas kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendorong peningkatan inflasi sehingga mengurangi daya beli masyarakat.
Situasi politik harus dijaga, Uchok mengingatkan pasca pertemuan pemimpin negara pertemuan G20 pada November 2022 agar kondisi politik tetap terjaga menjelang Pemilu 2024.
"Karena jika situasi politik tidak terjaga maka akan mendorong kembali pelemahan rupiah terhadap dolar AS," tambahnya.
Ia mengutarakan bahwa menjaga nilai tukar rupiah perlu dilakukan karena untuk mencegah pelarian modal ke luar, termasuk mencegah menurunnya daya beli masyarakat karena harga kebutuhan mereka mengalami kenaikkan.
Sejalan dengan pelemahan rupiah kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2022 turun 1,4 miliar dolar AS.
Yakni menjadi 130,8 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya. Meskipun posisi cadangan devisa turun, tapi masih setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.