ADVERTISEMENT

Pulang Lapar Bini Main HP Suami Menjadi Mata Gelap

Sabtu, 8 Oktober 2022 07:46 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ORANG pulang lapar bisa jadi pemberang, dan itulah Sahroni, 40, dari Serang (Banten). Pulang dari sawah perut keroncongan, kok bini main HP melulu bukannya siapkan makan, langsung emosi. HP dibanting, meja ditendang, dan Rini, 32, ditusuk berulang kali sehingga wasalam. Coba-coba kabur polisi berhasil menangkapnya.

Siapa pernah jadi petani, pulang dari sawah pastilah perut keroncongan. Bila tak segera ketemu makanan dan minuman, bisa mudah jadi emosi. Apa lagi jika ketiadaan itu gara-gara kelalaian istri gara-gara kesibukan lain yang tidak perlu. Bisa loh suaimi menjadi Aryo Penangsang abad ke 21, meja ditendang pisau dapur minta korban.

Itulah kelakuan Sahroni, dari Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang. Padahal dengan kemarahannya itu perut tak mendadak jadi kenyang. Justru tambah lapar karena harus melarikan diri dulu, agar tidak dikeroyok penduduk setempat. Tapi yang namanya menghilangkan nyawa orang, betapapun Sahroni lari ke lak-lakaning naga (kerongkongan ular) sekalipun, pasti dikejar polisi. Apa lagi hanya petani, lha wong jendral polisi macam Ferdy Sambo saja tetap dibekuk. Lihat dia sekarang, tanpa pangkat jadi culun dadakan.

Kisah ini bermula dari kelakuan Rini yang mengikuti arus modernisasi. Biar suami hanya petani tanpa dasi, sok-sokan minta HP canggih yang harganya sampai Rp 2 juta. Celakanya, sejak punya HP android, kerjanya jadi main WA-nan melulu. Dari situ pula Rini jadi nyangkut pada seseorang yang kemudian dijadikan pacar jarak jauh. Namanya Usman, 35, orangnya berdasarkan tampilan kalau videocall, tinggi besar agak bewokan, mirip ketum Parpol.

Gara-gara Usman, meski belum pernah ketemu langsung, Rini, sudah kesengsem berat, merasa lelaki ini paling “the best” jauh di atas suami. Ketika Usman mengajak menikah, tanpa pikir panjang mengiyakan saja. Pikir Rini, jadi suami orang kantoran dan berduit pastilah keren ketimbang jadi bini petani bau lumpur. Padahal itu baru calon, belum didaftarkan ke KPU, eh KUA ding!

Sahroni sudah melihat, bininya sekarang ke mana saja selalu bawa HP. Jual gabah hanya untuk beli pulsa paketan. Tapi dia sama sekali tidak tahu bahwa ada rencana besar istrinya dengan lelaki fatamorgana tersebut. Padahal kalau tahu pastilah  naik pitam. Enak saja, punya HP disponsori suami kok malah dipakai pacaran lagi.

Belum lama ini Sahroni pulang dari sawah sekitar pukul 09:00 pagi. Mau minum, teko kosong. Buka tudung saji di meja makan, kosong melompong tak ada nasi dan lauk pauknya, padahal perut sudah kerocongan mendendangkan lagu Bengawan Solo. Sementara itu Rini masih sibuk main HP dengan cekikikian dan pakai bahasa yank yank segala. Spontan dia naik pitam. Bini ditempeleng, HP dibanting, dan meja makan ditendang mirip Aryo Penangsang dalam sejarah Pajang-Mataram.

Eeh, Rini bukannya merasa bersalah, malah gentian marah. Keruan saja Sahroni jadi emosi. Dia ambil pisau dapur dan istri ditusuk berulangkali hingga ambruk dan pisau tetap di punggung. Takut dikeroyok masa, Sahroni pun kabur. Beberapa jam kemudian dia berhasil ditangkap polisi, tapi istri sudah meninggal dan dikuburkan. “Saya emosi Pak, istri main HP melulu sampai lupa masak.” Kata Sahroni di depan polisi.

Kan bisa pesan nasi online, gitu saja kok repot! (GTS)
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT