Komnas HAM: Ada Pelanggaran HAM di Tragedi Kanjuruhan, Mengarah Pada Penembak Gas Air Mata

Kamis 06 Okt 2022, 18:32 WIB
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Foto: Tangkapan layar video)

Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Foto: Tangkapan layar video)

"Kami kroscek ke para suporternya bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah. Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain, terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan. Jadi dia menyampaikan terus juga menunjukkan video yang diambil oleh orang lain," ujarnya.

"Ini saya Mas, ketika saya dirangkul oleh supporter, kami pelukan dan ada satu komunikasi bahwa ini satu jiwa, ayo jangan menyerah, jangan menyerah. Jadi tidak ada pemain yang luka," sambung Anam.

Dengan demikian, jelas Anam, informasi yang menyebutkan invasi supporter bertujuan untuk menyerang pemain adalah informasi yang cukup keliru.

"Jadi dinamika ini jadi penting. Kami sedang menelusuri secara mendalam karena ada konstrain waktu, sekian menit itu, di lapangan, itu sebenarnya cukup terkendali kondisinya kalau kita lihat video, informasi keterangan dari supporter, dari perangkat pertandingan, termasuk dari pemain, itu sebenarnya sekian menit itu kondisi lapangan terkendali. Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh," papar dia.

Dia menambahkan, dari keterangan yang didapat dari hasil penelusurannya di Malang, disebutkan pula bahwa kericuhan yang terjadi dipicu akibat adanya gas air mata yang dilontarkan ke arah tribun penonton.

"Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya. Sehingga ada terkonsentrasi di sana, di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," pungkasnya. 

Berita Terkait

News Update