ADVERTISEMENT

Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Jadi Tragedi Terbesar Kedua dalam Sejarah Sepakbola Dunia

Minggu, 2 Oktober 2022 15:29 WIB

Share
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. (Foto: Tangkaoan layar video.)
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. (Foto: Tangkaoan layar video.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) menjadi duka yang mendalam.

Setidaknya sebanyak 186 orang yang tewas akibat tragedi kerusuhan ini dan membuat Indonesia menempati urutan kedua sepanjang sejarah sepakbola dunia, setelah tragedi terbesar pertama ditempati Peru.
 

Pertandingan antara Peru melawan Argentina di babak kualifikasi kedua Olimpiade Tokyo di Estadion Nacional berakhir ricuh.

Kerusuhan yang terjadi di Peru, 24 Mei 1964 bermula saat wasit menganulir gol dari Timnas Peru beberapa menit sebelum pertandingan terakhir. Hal tersebut memicu protes dari penggemar yang kemudian menjadi kerusuhan setelah Argentina memenangkan pertandingan.

Seorang suporter menerobos masuk ke lapangan dan memukul wasit. Melihat aksi yang dilakukan oleh suporter, membuat polisi yang berada di lokasi langsung mengamankan dan menghajar suporter yang menerobos ke lapangan.

Melihat tindakan polisi tersebut, membuat kerumunan suporter tak bisa dihindarkan. 

Kerusuhan semakin menjadi parah, sehingga menelan sebanyak 328 korban jiwa karena sesak napas dan pendarahan internal.

Sebelum Indonesia menempati posisi kedua dalam sejarah dunia sepakbola, tragedi yang terjadi di Stadion Accra Sports, Kinbu, Accra, Ghana pada 9 Mei 2001 menewaskan sebanyak 126 korban menempati posisi tersebut. 

Tragedi yang terjadi bermula saat pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko yang dimenangkan oleh tim tamu. Menjelang akhir pertandingan, suporter Asante yang merasa frustasi langsung masuk ke lapangan sehingga membuat kondisi menjadi ricuh.

Polisi yang berada di sana pun langsung melakukan tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang menyebabkan kepanikan. Situasi diperparah ketika gerbang stadion terkunci yang mengakibatkan para pentonton tidak bisa keluar dari stadion.
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT