ADVERTISEMENT

Pakar: Bahasa Tubuh Puan Sulit Menyatu dengan Masyarakat

Rabu, 28 September 2022 13:11 WIB

Share
Puan Maharani saat bagi-bagi kaus dengan wajah muram. (Foto: Diolah dari Twitter).
Puan Maharani saat bagi-bagi kaus dengan wajah muram. (Foto: Diolah dari Twitter).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai Ketua DPR RI yang juga politikus PDIP Puan Maharani sulit bisa membaur dengan masyarakat. Saat membagi-bagikan kaus di salah satu pasar di Jawa Barat, Puan Maharani dikesankan berjarak dengan masyarakat.

Menurut Jamil, secara fisik Puan memang bersama masyarakat. Tapi ia tak bisa menyatu dengan masyarakat.

"Bahasa tubuh Puan Maharani menunjukkan hal itu. Dengah raut wajah tanpa senyum mengesankan ketidakramahannya," kata Jamil dalam keterangannya kepada Poskota, Rabu (28/9/2022).

Hal itu juga terlihat ketika Puan bersama petani menanam padi di sawah. Kata Jamil, meskipun mengenakan topi dan pakaian seperti petani, tetap saja Puan tidak mengesankan menyatu dengan petani.

"Hal itu kiranya aneh mengingat Puan salah satu petinggi PDIP yang mengklaim partai wong cilik. Bahasa tubuhnya sangat jauh dari klaim partai wong cilik," ujar Jamil.

Jamil mengarah problem utama Puan adalah ketidaksinkronan antara bahasa verbalnya dengan bahasa tubuhnya. Hal itu kiranya membuat Puan sulit diterima masyarakat.

"Jadi, meskipun popularitas Puan relatif tinggi namun elektabilitasnya tetap jeblok. Kiranya ketidaksinkronan itu menjadi salah satu penyebabnya," kata Jamil.

Wajah Ketua DPR RI Puan Maharani terlihat muram saat membagi-bagikan kaus ke masyarakat di sebuah pasar.

Sikapnya yang tak bahagia bertemu warga kecil itu dinilai sebagai bukti bahwa Puan bukanlah politikus yang merakyat meski partainya, PDIP, punya slogan sebagai partai wong cilik.

Hal itu disampaikan oleh pegiat media sosial Jhon Sitorus lewat unggahan sebuah video viral Puan di media sosial yang berasal dari akun TikTok @suaramerauke.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT