"Penanganan banjir Jakarta tidak lagi hanya membuat atau meluruskan aliran sungai-sungai dengan konstruksi beton atau sheetpile," tulis Anies dalam Pergub tersebut.
"Air yang mengalir dari selatan Jakarta ke muara utara Jakarta dapat ditahan lebih lama, melalui pembangunan waduk-waduk dan memperbanyak sumur resapan di daerah selatan Jakarta," lanjut Anies
Karena itu, salah satu program penananganan banjir di masa selanjutnya yang akan terus dilanjutkan ialah pembangunan sumur resapan untuk meningkatkan kapasitas pemanenan air hujan (PAH).
Catatan atas kinerja Anies
Bestari Barus pun menyinggung sejumlah program Anies yang mendapat penilaian miring dari masyarakat. Program sumur resapan atau drainase vertikal dalam mencegah banjir misalnya.
Menurutnya sumur resapan dengan kedalaman 3 meter yang dicanangkan akan dibuat di 2 juta titik merupakan solusi untuk mengatasi air bah melanda Ibu Kota.
“Artinya apa? Ada perencanaan untuk memperangkap 6 juta kubik air. Pernahkah kita mengukur sebetulnya berapa air yang turun pada saat banjir yang paling signifikan? Enggak lebih dari 4 juta kubik,” papar anggota Tim Pemenangan Pemilu Partai NasDem wilayah Jakarta-Banten ini.
Dia mengatakan, daerah-daerah lain juga menerapkan sistem drainase vertikal ini, seperti Yogyakarta. Namun, DKI baru membuat tidak sampai 20 ribu sumur resapan, tapi dia menyayangkan DPRD kemudian menghapus dan mengalihkan anggarannya untuk kepentingan yang lain.
"Sementara banyak pihak yang melakukan kritisi, hanya mampu melakukan kritisi tanpa solusi gitu. Ketika Gubernur punya solusi, kita lakukan ini dua juta titik, DPRD-nya menolak gitu. Jadi agak juga bingung kenapa terjadi seperti itu," ucapnya. (Aldi)