ADVERTISEMENT

Wartawan Disiksa dan Dipaksa Minum Air Kencing oleh Pejabat Pemkab Karawang, Kriminolog UI: Tindakan Salah Kaprah, Usut Tuntas!

Selasa, 20 September 2022 21:45 WIB

Share
Gusti Sevta Gumilar alias Junot (Kanan) didampingi pihak keluarga ketika akan membuka laporan kepolisian dan Zaenal Mustofa mengalami luka di bagian pelipis mata setelah dipulangkan ke rumahnya oleh kelompok yang terduga melakukan penculikan.(Foto: Aep)
Gusti Sevta Gumilar alias Junot (Kanan) didampingi pihak keluarga ketika akan membuka laporan kepolisian dan Zaenal Mustofa mengalami luka di bagian pelipis mata setelah dipulangkan ke rumahnya oleh kelompok yang terduga melakukan penculikan.(Foto: Aep)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KARAWANG, POSKOTA.CO.ID - Dua wartawan bernama Gusti Sevta Gumilar dan Zaenal menjadi korban penyekapan dan penganiayaan brutal yang diduga dilakukan oleh seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, Jawa Barat pada Sabtu (17/9/2022).

Dalam penganiayaan tersebut, Gusti mengaku bahwa selain dianiaya fisik oleh pejabat Pemkab Karawang berinsial A itu, ia juga dipaksa untuk meminum air seni dan dicekoki minuman keras di sekitar area Stadion Singaperbangsa, Karawang.

Diduga, kasus penganiayaan itu disebabkan pemberitaan yang mengkritisi adanya praktik rangkap jabatan, kekosongan jabatan di lingkungan Pemkab Karawang, serta kasus pokok pikiran (pokir) yang sempat diberitakan keduanya.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon mengatakan, tindakan yang dilakukan pejabat Pemkab Karawang tersebut telah salah kaprah dan malah menurunkan derajatnya sebagai seorang pejabat pemerintahan.

"Saya kira itu cara yang tidak menunjukkan kapasitas sebagai seorang pejabat daerah. Alih-alih melayani, pelaku malah menunjukan cara yang kurang baik dari kapasitasnya sebagai seorang pejabat. Dan ini saya rasa harus diusut tuntas agar dapat diselesaikan dengan baik penanganannya," ujar Josias saat dihubungi Poskota.co.id Selasa (20/9/2022).

Menurut Josias, dengan statusnya sebagai pejabat pemerintah, seharusnya pelaku membalas kritik wartawan dengan cara memberikan penjelasan detail.

Sebab, jelas dia, pemilihan cara kekerasan dalam menjawab kritik dengan cara yang memalukan selain dari salah kaprah.

"Karena apa yang disampaikan wartawan itu kan terkait dengan masalah kekosongan jabatan dan yang lain, ya sebaiknya ada penjelasan dari pihak Pemkab. Jangan diselesaikan dengan cara wartawannya yang kemudian disiksa segala macam," katanya.

"Dan ini menurut saya adalah cara-cara kekerasan yang sudah tidak sesuai saat ini dan malah memalukan bagi Pemkab Karawang," sambung Josias.

Penulis buku Budaya Penjara itu menambahkan, dalam hal ini, jelas Pemkab Karawang harus memberikan sanksi terhadap pejabat tersebut, selain dalam upaya pemulihan citra.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT