Sebagai Keturunan Kyahi Ageng Gribig, Airlangga Hartarto Hadiri Tradisi Saparan Apem Yaa Qowiyyu Sebagai Strategi Dakwah di Klaten

Minggu, 18 September 2022 06:22 WIB

Share
 Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang berkesempatan menghadiri acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu. (ist)
 Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang berkesempatan menghadiri acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu. (ist)

Sebagai Keturunan langsung, Kyahi Ageng Gribig, Airlangga Hartarto, Saparan Apem Yaa Qowiyyu, Apem,  Strategi Dakwah, Jatinom, 

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Memiliki keberagaman tradisi dan budaya yang sarat dengan kearifan lokal, Bangsa Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang sangat menghormati dan merawat nilai-nilai luhur warisan para pendahulu.

Pagelaran setiap peristiwa budaya juga selalu diikuti dengan keterlibatan dan antusiasme dari seluruh masyarakat. Kemeriahan juga diperlihatkan dalam prosesi acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Setelah dua tahun digelar secara sederhana akibat kasus pandemi, Saparan Apem Yaa Qowiyyu pada tahun ini kembali dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat yang ikut memeriahkan kegiatan yang telah diawali sebelumnya dengan Kirab Budaya Gunungan Apem dan Haul Kyahi Ageng Gribig.

Saparan Apem Yaa Qowiyyu sendiri merupakan inovasi strategi dakwah yang dilakukan Kyahi Ageng Gribig dengan membagikan apem kepada masyarakat yang dimulai sejak 403 tahun yang lalu.

"Sudah dua tahun dilaksanakan secara sederhana, Alhamdulillah Covid-19 dapat ditangani dengan baik sehingga kemarin acara ini sudah diawali oleh Haul Kyahi Ageng Gribig,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berkesempatan menghadiri acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu serta membagikan apem pertama kepada masyarakat, Jumat (16/9/2022).

Kehadiran Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut tidak hanya sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan tradisi dan budaya, namun juga sebagai bentuk penghormatan dan upaya merawat peninggalan leluhur dimana Menko Airlangga sendiri masih merupakan keturunan langsung dari Kyahi Ageng Gribig.

Pembagian apem tersebut menjadi simbol fisik dari andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia yang merupakan ajaran dalam dakwah budaya yang disebarkan oleh Kyahi Ageng Gribig.

Tradisi andum pada awalnya mulai dilakukan Kyahi Ageng Gribig guna memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat dalam mengamalkan kebajikan berupa sedekah kepada sesama sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang
damai dan saling peduli.

Hingga kini, budaya sedekah tersebut tetap dijalankan masyarakat dan terlihat melalui pembagian sekitar hampir 5 ton apem yang merupakan hasil sumbangsih masyarakat dari berbagai wilayah untuk memeriahkan kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar