Oleh : JokLes, Wartawan Poskota
SETIDAKNYA hingga saat ini sudah terbentuk dua koalisi partai politik, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PAN dan PPP. Yang kedua, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibangun Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Mungkinkah akan ada koalisi baru? Jawabnya sangat mungkin, jika masing – masing parpol, terutama yang selama ini sudah melakukan penjajakan, menggalang silaturahmi, konsisten dengan keputusan politik yang sudah pernah digulirkan.
Sebut saja , Partai Nasdem yang sudah memproklamirkan 3 capresnya, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Andika Perkasa. Nasdem berpeluang membangun koalisi dengan parpol lain yang satu platform dalam mengusung capres. Gelagat terlihat, Nasdem, Partai Demokrat dan PKS, sepertinya bisa membangus poros tersendiri dengan mengusung capres yang sama – sama dikehendaki oleh para kadernya.
Dengan begitu terbentuk 3 poros koalisi, jika KIB dan KKIR konsisten dengan capres. Lain halnya, ada kesamaan capres yang diusung, koalisi bisa semakin gemuk.
Di sisi lain, safari Puan Maharani yang membawa mandat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bisa mengubah peta politik jelang pilpres.Seperti diketahui, Puan sudah memimpin rombongan PDIP bersafari politik ke Nasdem dan Gerindra.
Dari dua safari, terlihat adanya progress tentang kemungkinan antara Prabowo Subianto dan Puan Maharani berpasangan maju ke pilpres 2024. Siapa yang akan menjadi capres dan wapres, itu bisa dirumuskan kemudian. Melihat elektabilitas, Prabowo berada jauh di atas Puan. Begitu juga pengalaman dalam pilpres, Prabowo lebih unggul.
Jika deal berpasangan, mungkinkah Prabowo di RI-1, tetapi apakah PDIP rela melepas posisi Puan di RI-2, mengingat tanpa berkoalisi dengan Gerindra atau partai manapun, PDIP bisa mengusung capres sendiri karena perolehan kursi di DPR, melebihi ambang batas Presidential Threshold (PT).
PDIP mempunyai 128 kursi di DPR, melebihi ambang batas yang ditentukan 115 kursi.
Lantas bagaimana dengan KIB, tentu saja membuka peluang untuk koalisi dengan partai manapun, termasuk dengan PDIP, sepanjang konsep dan gagasan yang sama. Maknanya, tidak tertutup kemungkinan bergabung dengan koalisi yang dibangun PDIP. Boleh jadi nantinya akan menjadi paling gemuk.
Namun, jika gagasan soal capres tidak sama atau tidak sejalan, bisa membuat poros sendiri. Begitu juga dengan Nasdem, Demokrat dan PKS serta Gerindra dan PKB.