ADVERTISEMENT
Pengamat: Kalau Plt Ketum PPP Mardiono Belum Bangun Komunikasi dengan KIB, Iru Artinya Ada Rencana Politik Berbeda dengan Suharso
Rabu, 14 September 2022 18:53 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa hubungan ketiga partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tetap baik, meski ada konflik internal di PPP. Namun para petinggi parpol ini belum bertemu sejak Plt. Ketum PPP dijabat Mardiono.
“Perlu atau tidak Pak Mardiono komunikasi dengan KIB itu kewenangan politik dia, yang tidak bisa diintervensi. Mungkin dia ada kepentingan politik komunal untuk membawa PPP kedepan,” kata Pengamat Politik dari Universitas Veteran Jakarta, Danis TS Wahidin, Rabu (14/9/2022).
Mardiono dan Airlangga, ditemui di kesempatan berbeda menegaskan komitmen mereka untuk tetap berada dalam koalisi. Pengamat ini mengatakan, kalau Plt Ketum PPP Mardiono belum membangun komunikasi dengan KIB, artinya ada rencana berbeda.
“Dan kalau Pak Mardiono belum membangun komunikasi, itu artinya dia ada rencana politik yang berbeda dengan Pak Suharso Monoarfa yang lebih pro terhadap KIB, dan memiliki fokus yang sama,“ kata Danis.
Plt Ketum DPP PPP Muhammad Mardiono dan mantan Ketum DPP PPP Suharso Monoarfa. (foto: ist)
Mengenai rencana pertemuan KIB, Mardiono mengatakan, PPP akan menjadi tuan rumah sebuah pertemuan KIB yang digelar di Semarang, Jawa Tengah dalam waktu dekat.
Danis melihat, dinamika politik yang dialami PPP maupun KIB adalah sebuah kewajaran dalam proses politik dan demokrasi.
“Peta politik koalisi ini kan tidak pernah final sebelum kemudian KPU menetapkan kandidat presiden dan cawapres. Apa yang terjadi di PPP, bentuk dari dinamika internal PPP menuju Pemilu 2024. Namanya parpol tidak bisa dilepaskan dari pemilu dan kepentingan elit dan konstituen,” kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Indodata ini.
Disharmonisasi kata dia, akan mewarnai berbagai dinamika-dinamika akan menemukan titik equilibrium. “Titiknya adalah koalisi figur-figur penting yang memiliki daya elektoral untuk kemudian masuk dalam kontestasi politik kebangsaan yaitu pemilu 2024,” tandas Danis.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT