ADVERTISEMENT

Anies, KPK, dan Formula E

Jumat, 9 September 2022 06:58 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Wartawan Poskota Miftah


GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswesan, memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dimintai keterangan terkait ajang balap mobil listrik Formula E. Anies diperiksa selama 11 jam.

Keluar dari ruang pemeriksaan KPK, Anies tampak biasa-biasa saja. Sosoknya yang ramah tetap mengumbar senyuman ke pewarta yang mewawancarainya.

Meski begitu, memang ada segelintir orang yang memanfaatkan moment tersebut untuk menyudutkan Anies. Mereka ini memberi opini seolah-olah Anies sudah bersalah melakukan tindak korupsi.

Upaya penggiringan opini tersebut menjadikan undangan KPK kepada Anies terkesan menjadi politis. Hal itu kemudian dikaitkan dengan adanya upaya segelintir elite untuk menjegal Anies yang disebut-sebut bakal diusung sebagai calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

Kelompok elite tersebut tampaknya gusar atas potensi Anies yang terus membesar, dan berpeluang memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Mereka coba menghadang dengan berbagai cara, termasuk isu hot Anies diundang kemudian dialihkan dengan bahasa diperiksa KPK.

Semua itu tampaknya untuk melorotkan elektabilitas Anies. Untuk itu, nampaknya isu terkait Formula E ini, akan terus mereka angkat. Terutama para buzzer lawan politik Anies. Mereka akan terus mendengungkan 'Anies sebagai koruptor Formula E', sampai masyarakat percaya bahwa Anies memang terkait hal itu.

Padahal, Anies hanya diundang untuk diminta keterangan. Jangankan sebagai tersangka, statusnya sebagai saksi saja belum. Karena dalam kasus Formula E ini memang belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Adanya korupsi juga baru dugaan.

Menjelang tahun 2024, aksi serangan kepada Anies memang semakin masif. Hoaks berseliweran di mana-mana. Anehnya, penegak hukum diam seperti tidak terjadi apa-apa.

Serangan kepada Anies ini seperti kaset rusak, karena terus berulang. Polanya pun sama. Ada kesan kalau Anies memang ditarget untuk dijadikan tersangka. Mereka sulit cari dosa Anies, sehingga tagetnya hanya satu yakni jangan sampai Anies jadi Capres. Karena dia dianggap tidak bisa dikendalikan oleh oligarki.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT