Curhat Pengusaha Angkot di Bekasi atas Kenaikan Harga BBM: Kasihan Sopirnya, Makin Berat Kejar Setoran

Senin 05 Sep 2022, 09:19 WIB
Angkot 10 saat melintas di jalan HM Joyo Martono Bekasi Timur. (Foto: Ihsan Fahmi).

Angkot 10 saat melintas di jalan HM Joyo Martono Bekasi Timur. (Foto: Ihsan Fahmi).

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (4/9/2022) lalu, dikeluhkan pengusaha jasa angkutan kota (angkot) di Kota Bekasi.

Salah satunya Mulyono, pengusaha angkot jurusan K25 Rawapanjang - Pulogebang. Ia menceritakan dampak kenaikan harga BBM ini. Curhat pengusaha angkot ini terasa keluhan dan pengakuan keberatan dari pihaknya.

Menurut Mulyono, kenaikan BBM semakin memberatkan pengeluaran operasional bagi ia khususnya para sopir angkot.

"Ya kita sebenarnya keberatan ya. Kasihan sopirnya. Karena operasional dari kemarin sudah berat, apalagi onderdil  pada naik naik juga, ya saya secara langsung tidak terpengaruh ya, yang terpengaruh itu kan soprinya tuh, jadi sekarang itu yang pengaruh sopirnya," ujar Mulyono, Senin (5/9/2022).

Naiknya harga BBM bersubsidi tersebut, menurutnya membuat pusing sopir angkot, makin berat mengejar setoran. Ia menyebut, untuk mendapatkan pemasukan yang seimbang dengan cara menaikkan tarif penumpang.

"Kalau kemarin kemarin kita pengaruh, paling nggak supir sekarang ini harus cari lebih, buat setoran. Kalo untuk setoran tetap segitu, sedangkan untuk konsumsi BBM paling tidak dengan cara menaikan tarifnya gitu," jelasnya.

Mulyono menjelaskan, bila jarak dekat para penumpang akan dikenakan biaya Rp5 ribu. karena ada kenaikan harga, kemungkinan tarif akan naik, dengan kisaran bayaran Rp7.500 hingga Rp10 ribu.

Ia pun menjelaskan, para sopir setidaknya memiliki target sehari dengan mengisi bensin sebanyak 30 liter. Dari Target itu, ia katakan kini semakin sulit untuk dikejar. 

"Sehari itu biasa bisa 30 liter sehari. Makannya itu mereka pasti berat banget," pungkasnya.

Diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM, ini harga barunya:

Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. 
Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. (Ihsan Fahmi) 

Berita Terkait
News Update