ADVERTISEMENT

Si Gondrong Bunuh Tetangga, Motifnya Tidak Dirahasiakan

Sabtu, 3 September 2022 05:31 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Si Gondrong, 30, dari Bandung ini hanya panjang di rambut doang, tapi pemikirannya pendek. Lihat Dadang, 35, tetangganya pukul 02:00 dinihari di kamar istrinya, langsung digetok pakai paving blok sampai tewas.

Meski si Gondrong lari ke Subang, bisa ditangkap. Karena beda kelas, polisi tak merahasiakan motifnya, hanya soal kecemburuan!

 Lelaki cap apapun, ketika istri punya PIL, apa lagi tetangga sendiri, pastilah marah. Cuma bede kepala, beda pula cara menyikapi. Yang punya pemikiran panjang, langsung menyerahkan kasusnya ke polisi.

Tapi yang berpikiran pendek, lantaran tak mampu meredam emosi, bisa main hakim sendiri. Bukan saja marah dengan kata-kata, tapi juga tindak kekerasan. Padahal jika sampai ada yang wafat –begitu istilah wartawan sekarang– urusan bisa panjang bahkan mengancam masa depan.

 Gondrong warga Buah Batu, Bandung, adalah lelaki berambut panjang tapi sumbu pendek. Dipanggil Gondrong karena rambutnya memang anti barbir. Untungnya, jika masuk grup WO Sriwedari Solo, pasti didapuk jadi “buta dupakan” alias prajurit raksasa.

Tak diketahui jelas, kenapa si gondrong pakai rambut model begituan. Padahal dia bukan penyair yang menciptakan banyak puisi, bukan pula seniman patung seperti Edy Sunarso atau Nyoman Nuarta sekarang.

 Ironisnya, meski penampilannya rungkut macam semak belukar, Neneng, 27, istrinya cantik juga. Entah kenapa mojang Priangan itu bisa terpikat sama si Gondrong yang tak punya nilai tambah itu. Ganteng tidak, berharta juga tidak. Jangan-jangan dulunya pakai dukun sekelas Gus Samsudin, yang sama-sama rungkutnya.

Adalah Dadang lelaki tetangga yang jadi pengamat. Bukan pengamat politik macam M. Qodari atau Yunarto Wijaya, tapi pengamat bini orang! Profesinya sebagai Linmas atau Hansip di masa Orde Baru, memang sangat menunjang. Sebab pekerjaannya siang malam keliliiiiing.... melulu mengamati setiap rumah warga.

Nah, ketika mengamati rumah si Gondrong, dia betah banget! Gara-garanya, bininya cantik nan geboy. Bagaimana tidak, Neneng kalau jalan bergoyang, itu baru di jalan, bagaimana kalau di ranjang?

Lantaran analisanya sang pengamat seperti itu, Dadang ingin banget kapan-kapan bisa menggoyang Neneng. Karena itu dia berusaha keras meningkatkan elektabilitas, meski tanpa tanpa pasang baliho dan blusukan ke berbagai kota.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT